Selasa 05 Jan 2016 00:00 WIB

PBNU Ingin Saudi dan Iran Mengendalikan Diri

KH. Said Aqil Siroj
KH. Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengamati yang terjadi di Timur Tengah, konflik yang terjadi antara Saudi Arabia dan Iran yang sangat tidak layak dan sangat menghawatirkan.

“Maka, yang kami harapkan, baik Saudi maupun Iran dapat mengendalikan diri masing-masing demi wihdatus shaf (menyatukan barisan) umat Islam dalam menghadapi musuh-musuh Islam dan mereka yang tidak senang kalau melihat umat Islam bersatu, umat Islam kuat,” jelas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Senin (4/1).

Ia pun ingin menunjukkan umat Islam masih punya idealisme ingin memperkuat barisan dalam menghadapi era globalisasi yang sangat cukup menantang ini.

Oleh karena itu, Kiai Said berharap  Saudi dan Iran masing-masing dengan jiwa yang besar, dengan lapang dada, membangun persaudaraan yang kuat, persaudaraan yang kokoh demi wihadtusshaf baina muslimin.

Baca juga,  Ini Jalan Panjang Konflik Saudi-Iran, dari Revolusi Hingga Insiden Makkah.

Insiden penyerangan terjadi setelah Saudi mengeksekusi ulama Syiah, Nimr al Nimr. Nimr (56 tahun) ditahan dalam unjuk rasa antipemerintah pada 2011.

Ia dituduh berada di balik aksi pemberontakan. Ia dieksekusi bersama dengan 46 orang lainnya, termasuk aktivis Syiah dan militan Sunni yang dituduh terkait Alqaidah.

Iran mengatakan telah menangkap 44 orang terkait serangan terhadap kedutaan di Saudi. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, para demonstran 'radikal' dan serangan tidak bisa diterima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement