Senin 04 Jan 2016 17:06 WIB

Tiga Hal yang Merusak Tatanan Kehidupan Berbangsa

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agung Sasongko
Peta Indonesia
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Peta Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatra Barat memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-70. Dalam peringatan kali ini, Kemenag RI meminta Kemenag Sumbar untuk aktif mendorong masyarakat meningkatkan ketaatan terhadap agama.

Hal tersebut dimaksudkan, agar masyarakat mampu menghadapi fenomena liberalisme, materialisme, dan ekstrimisme yang merusak tatanan kehidupan bangsa.

"Tantangan kehidupan bangsa berubah secara dinamis, semakin kompleks baik nasional dan grobal," kata Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin yang dibacakan Sekertaris Daerah Provinsi Sumbar, Ali Asmar di lapangan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatra Barat, Senin (4/1).

Selama ini, kata dia, liberalisme, matrelialisme, dan ekstrimisme telah masuk dalam tatanan kehidupan bangsa. Sehingga, harus ada upaya serius dalam menyikapi fenomena tersebut. Jangan sampai, terjadi ancaman terhadap kehidupan beragama, ketentraman keluarga maupun stabilitas masyarakat.

Sejalan dengan visi Kemenag, lanjutnya, yaitu terwujudnya masyarakat yang madani, taat beragama, rukun, cerdas lahir batin, mandiri, bergotong-royong dan lain-lain. "Banyak tantangan kita, salah satunya mampu melayani masyarakat. Kemenag sangat berhubungan dengan masyarakat," ujar Ali.

Dalam kesempatan tersebut, Kemenag memberikan penghargaan Satya Lencana kepada para pegawai yang sudah mengabdi puluhan tahun. Masing-masing, yakni tujuh orang pegawai yang mengambi selama 10 tahun, 12 orang pegawai yang mengambi selama 20 tahun, serta 10 orang pegawai yang telah mengabdi selama 30 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement