REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Cendikiawan Muslim se- Indonesia (ICMI) menilai agar kalangan cendikiawan Muslim mengedukasi masyarakat tentang Alquran setelah kasus terompet dari sampul mushaf Alquran beredar luas.
“Asalkan ada tulisan Arab itu dianggap Alquran. Itu jadi kebiasaan orang Indonesia, dan itu tanda cinta terhadap Alquran, itu bagus. Jadi selesaikan saja,” kata Ketua Umum ICMI Prof. Jimly Asshaddiqie, Rabu (30/12).
Menurut Prof Jimly, edukasi di beberapa perkampungan di Indonesia juga perlu dilakukan. Lantaran di beberapa kawasan, kertas koran yang mengandung bahasa Arab seringkali dianggap sebagai Alquran. Ketika koran tersebut diinjak, kata dia, mereka akan langsung merasa berdosa.
Kaum intelektual, imbuh Jimly, harus memperluas pengertian bahwa Alquran itu bukan hanya fisik kertas tersebut.
“Bahwa dia ada salah jadi terompet, ya tinggal perbaiki saja,” ucapnya.
Prof. Jimly menambahkan, masalah ini harus disederhanakan dan tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Ia menyarankan, agar pihak kepolisian segera menindak yang bersalah.
“Mudah-mudahan orang sadar bahwa orang Indonesia itu jangankan urusan Alquran jadi terompet, koran bekas yang berbahasa arab saja dikira Alquran. Gitu loh, jadi emosi sekali,” jelasnya.