Selasa 29 Dec 2015 19:30 WIB

MUI Minta Pemerintah Dukung Produk Ekonomi Syariah

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Ekonomi Syariah Solusi Krisis Global: Karyawan melayani nasabah berada di kantor Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (9/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ekonomi Syariah Solusi Krisis Global: Karyawan melayani nasabah berada di kantor Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah mendukung pertumbuhan produk syariah di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

"Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah serta produk halal di Indonesia sampai akhir 2015 belum menunjukkan hasil optimal," kata Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin di Jakarta, Selasa (29/12).

Ma'ruf mengatakan, produk syariah Indonesia hanya bisa menguasai lima persen pangsa pasar nasional. Hal ini, kata Ma'ruf, tidak sesuai harapan mengingat umat Islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia. "Idealnya tentu (bisa menguasai pasar) di atas 50 persen," kata Ma'ruf.

Oleh karena itu, MUI berharap pemerintah menunjukkan keberpihakan terhadap sektor ekonomi syariah. "Ini agar 2016 dapat menjadi momentum menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia," kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga meminta pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah. Jika terbentuk, hal itu ia nilai sebagai langkah konkret pemerintah dalam mendukung perekonomian syariah.

Selain mengimbau pemerintah, Ma'ruf juga meminta pelaku ekonomi syariah meningkatkan inovasi, membuat produk yang market friendly, dan memperluas jaringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement