REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupkan wujud rasa syukur karena menerima ajaran Nabi Muhammad SAW. Untuk itu, Maulid Nabi selayaknya dijadikan momentum untuk berkaca kepada sifat-sifat beliau.
"Kita senang dengan apa yang diperintahkan dan apa yang harus ditinggalkan," kata Marsudi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/12).
Menurut Marsudi, masih banyak umat Islam yang belum paham bagaimana cara memaknai Maulid Nabi. Kebanyakan umat Islam baru sekedar membaca riwayat dan kisah Nabi saja, namun tidak bisa memahami isinya.
Padahal, seharusnya semangat Maulid Nabi tidak hanya berhenti pada pelaksanaan ritual. Umat Islam mestinya melaksanakan ajaran Nabi Muhammad SAW dan meneladani semua perilaku beliau.
Selain itu, lanjut Marsudi, perayaan Maulid Nabi juga dapat diartikan sebagai syiar Islam. Menurutnya, banyak yang menilai bahwa merayakan Maulid Nabi adalah bid'ah.
Baca juga, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Momentum Pembinaan Akhlak.
Padahal, terangnya, Maulid Nabi sangat dianjurkan karena memiliki nilai kemaslahatan dan bermanfaat untuk mengingat sejarah Nabi Muhammad dan meneladi perilaku beliau. "Yang tidak boleh itu bid'ah dalam ajaran agama yang fondasi, seperti menambahkan atau mengurangkan rukun iman ataupun rukun Islam," kata Marsudi.
Peringatan Maulid nabi tidak boleh dilakukan apabila melakukan ritual-ritual yang dilarang dalam Islam. Selama tidak mengandung syirik, maka Maulid nabi boleh dilakukan.