REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD) ikut berpartisipasi aktif dalam mendampingi warga yang mengidap penyakit kanker agar memperoleh pengobatan terbaik. Termasuk di antaranya pengobatan di luar metode konvensional.
Direktur Eksekutif DD Yuli Pujihardi mengatakan DD mendorong riset-riset untuk pengobatan kanker selain metode konvensional perlu digalakan. "Karena ada banyak harapan baru bagi pasien kanker yang ingin mendulang harapan baru setelah divonis tidak memiliki harapan lagi,” ujar Yuli dalam Talk Show bertajuk Suara Perempuan untuk Kanker yang digelar Dompet Dhuafa dan Yayasan Lavender Indonesia, Selasa (22/12) di Jakarta.
Yuli menjelaskan, penelitian untuk mengembangkan segala jenis terapi kanker perlu didukung untuk memastikan pemanfaatan ilmu pengetahuan demi kemaslahatan manusia agar lebih sehat. Lebih jauh lagi, agar pasien tetap produktif meski mengidap kanker.
Untuk itu DD mendukung adanya penemuan dan penelitian Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) dan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), atau penelitian Ferro magnetic dan Plasma untuk pengobatan kanker. Dengan adanya inovasi ini maka diharapkan bisa menghemat biaya, praktis, dan tidak mengurangi produktifitas pasien saat pengobatan kanker.
Ia melanjutkan, saat ini penanganan kanker biasanya melalui cara operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Pengobatan tersebut selain berbiaya mahal, juga disertai rasa sakit bagi pasien.
Sementara, untuk pasien kanker yang tidak memungkinkan mendapatkan terapi penyembuhan atau yang sudah mulai memasuki fase terminal yang direkomendasikan mengikuti pengobatan paliatif untuk mengurangi rasa sakit jarang dilakukan terutama untuk masyarakat golongan menengah kebawah. Hal ini lantaran mahalnya biaya dan tidak memungkinkan untuk ditanggung oleh jaminan kesehatan yang ada.