REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlahir di keluarga Katolik, Jennifer Harrell tak pernah ketinggalan pergi ke gereja menghadiri sekolah minggunya. Namun, diusia 26 tahun Jennifer memutuskan memeluk Islam.
Perjalanannya menjadi seorang Muslim tidak dengan tiba-tiba. Mulanya, ia menjalani hidup seperti biasa.
Sampai akhirnya, Jennifer bertemu dengan kawan-kawan Muslim di tempat kerjanya.
Di sana, ia pun terlibat adu argumen dan saling debat tentang agama dengan salah satu rekannya yang Muslim. Untuk mempertahankan kebenaran agamanya, Jennifer pun mempelajari Alkitabnya.
Tak lupa, ia pun mempelajari Alquran untuk mencari celah dan kekurangan agar bisa mengalahkan rekannya yang Muslim itu. Perdebatan dengan rekannya itu, membuat Jennifer memikirkan kembali soal keimanannya.
Sebaliknya, Jennifer menjadi tertarik kepada Islam, terutama cara Muslim beribadah. Jennifer bahkan melihat keyakinan Muslim tentang Yesus lebih masuk akal baginya karena mereka menghormati Yesus sebagai nabi bukan anak Tuhan.
Jennifer pun kemudian memutuskan untuk melakukan kunjungan ke masjid. Ia pun merasa terkesan dengan pengalaman pertamanya di masjid. Beberapa saat kemudian, Jennifer memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Menurutnya, Islam telah mempengaruhi setiap kehidupan dalam dirinya. Islam mengubah tujuan hidupnya yang mulanya hanya memikirkan dunia, kini tujuan hidupnya adalah di akhirat kelak.