REPUBLIKA.CO.ID, Emilie terlahir dari keluarga penganut Katolik yang sangat kuat. Namun, setelah pertemuannya dengan seorang teman yang berasal dari Pakistan, Emilie menjadi sangat tertarik untuk belajar tentang Islam.
Ketertarikannya terhadap Islam, Emilie wujudkan dengan mengikuti banyak kelas agama. Ketertarikannya itu jugalah yang membawanya hingga ke Kairo. Di sana dia belajar Islam selama satu semester. "Saya lalu menyadari ketertarikan saya menuntun saya menuju Islam," kata Emilie dilansir Muslim Village.
Selama di kampus, dosen agama Emilie mengajar menggunakan terjemahan Alquran berbahasa Inggris. Namun, saat di Kairo, Emilie cukup senang karena mendapatkan salinan Alquran berbahasa Arab yang didalamnya juga terdapat terjemahan dalam bahasa Inggris.
Hal itu memudahkan Emilie dalam memahami Islam. Setelah membaca Alquran, Emilie pun menyadari bahwa setiap orang terlahir sebagai seorang Muslim, tak terkecuali dirinya.
Melalui Alquran, Emilie bisa merasakan keindahan Islam. Emilie merasa sangat dekat dengan Islam. Ia juga senang berada di Kairo yang mayoritas penduduknya beraga Islam. Di sana, agama memainkan peranan yang sangat sentraldalam kehidupan sehari-hari, tidak seperti di Amerika Serikat.