REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus mengedepankan cara meneladani nabi. Memperingati Maulid Nabi bukan dilakukan dengan cara hura-hura.
"Maulid Nabi bermakna mengingat perjuangan Nabi Muhammad SAW lalu merevitalisasi cinta kita kepadanya," kata Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/12).
Sebagai umat, Cholil melanjutkan, wajib bagi setiap Muslim untuk meneladani Nabi Muhammad baik sebagai pebisnis, kepala rumah tangga, maupun sebagai masyarakat. Begitu juga saat menjadi pemimpin, umat Muslim harus bisa meniru nabi yang senantiasa bersikap adil.
Melihat kondisi di Indonesia saat ini, sikap lainnya yang harus diteladai dari nabi Muhammad SAW, menurut Cholil yaitu menegakkan toleransi dan kepedulian terhadap yang lain. Di tengah hidup yang individualitas ini, kita juga harus memikirkan kepentingan umum.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kata Cholil, Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar kita tidak boleh saling menggangu, merusak dan mencemooh. Nabi bersabda agar kita senantiasa menyimpan kasih sayang kepada semua makhluk dan alam semesta.
"Dimanapun berada, nabi selalu membawa kedamaian, kebaikan, dan rahmat, untuk itu kita pun dalam hidup berbangsa dan bernegara juga harus bisa memberi kebaikan kepada yang lain," kata Cholil.