Senin 14 Dec 2015 20:07 WIB

Elzatta Dorong Misi Sosial Dibalik Kegemaran Berbelanja

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Koleksi hijab Elzatta
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Koleksi hijab Elzatta

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Seiring dengan berkembangnya Elzatta, salah satu brand busana Muslim ternama di Indonesia ini juga tak lupa untuk melebarkan sayap dalam berbagai misi sosial. Selain bisnis yang berkembang, Elzatta juga secara aktif membantu sesama Muslim di Indonesia dan juga dunia.

Chief Operating Officer Elhijab Andrei Aksana mengatakan pihaknya tidak ingin hanya sekedar berbisnis dalam mengembangkan berbagai brand yang bernaung di bawah Elhijab seperti Elzatta. Lebih dari itu, Andrei mengatakan juga ingin mengembalikan uang yang sudah dibelanjakan para pelanggannya dalam bentuk bantuan bagi sesama Muslim di Indonesia dan juga dunia.

"Jadi dengan memilih Elzatta, pelanggan juga secara langsung memberi bantuan kepada Muslim di seluruh dunia," terang Andrei.

Andrei mengatakan bentuk bantuan yang dilakukan Elzatta salah satunya ialah menjalin kerjasama dan menjadi kakak asuh bagi rumah yatim piatu yang berada di dekat toko Elzatta berdiri. Selain itu, Andrei juga mengatakan pihaknya membangun pesantren bagi anak yatim piatu dan kurang mampu dari keuntungan yang diberikan para pelanggan.

Para pegawai diwajibkan mengajar di pesantren tersebut dengan sukarela. Andrei mengatakan semua itu dilakukan sebagai bentuk sumbangsih Elzatta dalam memajukan taraf hidup anak-anak Muslim, khususnya, yang tidak mampu.

"Dedikasi kami tidak hanya untuk bisnis. Ekspansi bisnis harus sama dengan ekspansi sedekah," jelas Andrei.

Selain menyalurkan uang yang dibelanjakan pelanggan sebagai sedekah dan manfaat bagi sesama Muslim dalam negeri, Elzatta juga tidak lupa untuk menyalurkan manfaat dan bantuan dari keuntungannya bagi banyak umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu yang sudah dilakukan Elzatta bersama mitra ialah membangun sebuah masjid di Belgia untuk memudahkan ummat Muslim di sana lebih mudah menemukan tempat beribadah.

Ke depan, Andrei berencana untuk membangun mualaf center di Amerika. Andrei menyadari di tengah konflik dan sikap anti Islam dari segelintir orang, pada dasarnya penduduk Amerika bersikap terbuka terhadap ummat Islam. Hanya saja, perlu ada pendekatan yang baik dan bisa diterima agar penduduk Amerika tidak mudah termakan prasangka terhadap Muslim. Melalui mualaf center ini, Andrei berharap nilai-nilai Islam yang sebenarnya dapat lebih mudah dipahami di negeri Paman Sam tersebut.

"Nggak cuma Muslim Indonesia yang kita rangkul, tapi juga dunia. Intinya, kita ingin apa yang kita dapatkan dari konsumen, kita kembalikan lagi ke konsumen dan juga ummat," ungkap Andrei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement