Senin 14 Dec 2015 07:28 WIB

Masjid Besar Banjaran, Peninggalan Raden Gandakusuma yang Terus Menggema

Rep: c12/ Red: Andi Nur Aminah
Masjid Besar Banjaran, Jawa Barat
Foto:

Masjid besar Banjaran sudah didirikan pada zaman penjajahan Belanda, yakni sekitar awal tahun 1900-an. Dahulu, bahan bangunan masjid setengahnya adalah kayu. Interior kayu terletak pada tiang-tiangnya yang totalnya berjumlah 32. Setelah bertahun-tahun, pada sekitar  1980-an, barulah masjid besar Banjaran ini mulai dipugar. 

Semua lapisan masjid kini menjadi berbahan semen dan pasir. Awalnya masjid ini disebut sebagai Kaum Banjaran. Sebutan ini karena ketika itu sebutan masjid memang biasa disebut dengan istilah Kaum. Saat itu, istilah Kaum sering digunakan sebagai tempat untuk berakad nikah. 

Saat itu juga, di wilayah Kabupaten Bandung, tiap alun-alun memang terdapat masjid. Misalnya, di alun-alun Soreang, di sebelahnya, terdapat masjid besar. Menurut Iman, konsep tersebut sudah dibikin oleh pihak penjajah Belanda.Konsep desain lokasi pembangunan masjid dibuat sedemikian rupa agar berdekatan dengan taman yang biasanya memang selalu dipenuhi keramaian. 

Lahan masjid saat itu merupakan pemberian wakaf dari Raden Gandakusuma, seorang tokoh besar di Kabupaten Bandung ketika itu. "Tadinya ini tanah wakaf. Dari orang Banjaran asli," ujar dia. 

Pemberian wakaf itu untuk dibangun masjid. "Dulu belum begini bangunannya. Dulu disebut Kaum Banjaran," tambah dia.

Saat itu, di depan masjid terdapat kulah atau bak besar yang digunakan untuk berwudu. "Baru pada 1980-an direnovasi seperti ini," ujar dia. 

Akibat pembangunan Masjid Besar Banjaran ini, syiar Islam pun menjadi berkembang. Banyak masyarakat yang beraktifitas di masjid tersebut. Apalagi, keberadaan masjid berdampingan dengan alun-alun. "Dulu, keberadaan alun-alun itu identik dengan keberadaan masjid," kata Iman. 

Luas lahan masjid besar ini sekitar 50 x 50 meter persegi. Sedangkan luas bangunannya sekitar 30 x 25 meter. Saat ini, ada rencana untuk melakukan pemugaran Masjid Besar Banjaran. Pemugaran ini untuk memodernkan desain masjid. Selain itu, nantinya bangunan masjid akan menjadi dua tingkat. 

"Pengurus juga sudah merencanakannya. Sudah dibuat persetujuan dari para tokok-tokoh masyarakat terutama para ulama. Nantinya akan dua tingkat. Modelnya agak maju dan modern," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement