REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan Kosta Rika ini besar dari keluarga Kristen-Yahudi. Sejak kecil, Natasha telah menaruh ketertarikan terhadap spiritualitas. Pada masa kanak-kanak, dia ingat pernah mengalami mimpi aneh. Dalam mimpinya, hari-hari terakhir kehidupan seolah perlahan-lahan mendekat, seperti hari kiamat.
Hatinya terus-menerus merindukan nuansa spiritualitas yang lebih dalam, agung, dan pekat. Pada usia 12 tahun, Natasha sudah membaca Alkitab dari awal sampai akhir. Saat membaca bab pertama, dia menemukan sebuah frase yang mengubah hidupnya selamanya.
"You shall never pray to any God, but the God almighty (Janganlah kamu berdoa kepada Tuhan- Tuhan yang lain, kecuali Tuhan Yang Mahaperkasa)."
Setelah membaca kalimat itu, dia merasa telah berbuat dosa karena berdoa pada Yesus Kristus, bukan Tuhan. Sejak saat itu, dia memutuskan berhenti mengikuti agama ibunya itu.