REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) terus menggalakan program I-Masjid. Ketua Presidium ICMI Ilham Akbar Habibie mengatakan, dengan adanya i-Masjid, diharapkan seluruh masjid yang ada di Indonesia dapat terintegrasi melalui perangkat jaringan.
Program i-Masjid, ia katakan sebagai upaya mewujudkan fungsi masjid sebagai wadah sosial dan pusat pelayanan publik. "Meningkatkan imtak dan iptek, dengan keduanya InsyaAllah masa depan akan lebih mudah. Masjid bukan sekadar tempat beribadah," katanya, Sabtu (12/12).
Ilham melanjutkan, alasan program i-masjid, demi menyatukan masjid-masjid di Indonesia supaya ada efek sinergi untuk bisa bekerjasama. ICMI terus berupaya bagaimana infrastuktur bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Ia berharap setiap Orwil memiliki minimal satu atau dua i-masjid. Ilham menambahkan, program i-Masjid seperti sosial media pada umumnya. Dalam portal tersebut, jamaah dapat sharing data baik video atau ceramah yang fokusnya pada empat bidang yakni keislaman, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan
Ketua tim program i-masjid Zaky mengatakan, program ini lebih tepat disebut i-platform. "Simpelnya kita bangun sebuah jejaring antar masjid, kalau masjid yang baik kita lihat adalah masjid tersebut fungsinya bukan hanya untuk tempat ibadah," ungkap Zaky.
Ia menambahkan, di beberapa masjid sudah mampu melakukan pemberdayaaan yang bermanfaat untuk umat seperti pengajian rutin, kelas edukasi, mempunyai BMT, lembaga zakat, hingga layanan kesehatan. Menurut dia, IT menjadi solusi dalam kolaborasi masjid yang sudah memiliki kemampuan. Seluruh masjid nantinya akan dijejaringkan dengan masjid yang belum berdaya sehingga diharapkan bisa berjalan bersama-sama. Dalam waktu dekat, lanjutnya akan ada lima masjid lagi yang bergabung dalam program tersebut. Targetnya di setiap propinsi ada dua masjid.
"Yang sudah aktif ada tiga, Masjid Unsyiah di Aceh, Masjid Salman di ITB, dan Masjid Al-Alzhar Jakarta," tambah dia.