Selasa 08 Dec 2015 17:14 WIB

'Ada Pihak yang Ingin Populer di Balik Aksi SARA di Bali'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Masjid Jami Abdurrahman bin Auf di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali
Foto: Ahmad Baraas/Republika
Masjid Jami Abdurrahman bin Auf di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali menilai ada pihak-pihak yang dengan sengaja ingin populer di balik berbagai aksi SARA di Bali. Ketua MUI Provinsi Bali, Taufik As'adi mengatakan pihak tersebut ingin populer dengan merusak keharmonisan umat beragama di Bali.

"Ada yang ingin populer sehingga ada yang ingin merusak citra kebersamaan yang ada di Bali," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (8/12). Pihak yang ingin memanfaatkan SARA sebagai kepopuleran ini, kata dia harus dipahami umat Islam di Bali. Sehingga Muslim tidak mudah terpancing dan terus membuat Bali seolah tidak aman. 

Taufik menegaskan hal ini terkait meningkatnya berbagai ancaman dan aksi pengrusakan terhadap kegiatan Muslim dan masjid di Bali. Salah satunya adalah kasus pengrusakan Masjid Jami Abdurrahman bin Auf di Jimbaran pada Sabtu (5/12) lalu. Sebelumnya juga ada berbagai pernyataan SARA oleh I Gusti Ngurah Wedakarna yang menolak Bank Syariah dan masuknya desa syariah di Bali dalam program wisata syariah.

Terkait pengrusakan Masjid di Jimbaran, Taufik menilai walaupun ada indikasi dari kepolisian bahwa pengrusakan masjid ini murni persoalan kriminalitas bukan SARA. Namun MUI Bali berharap polisi tetap profesional dan transparan. "Aparat harus bisa profesional mencegah ini," ujarnya.

(Baca Juga: MUI Bali Harap Polisi Profesional atas Kasus Penyerangan Masjid di Jimbaran).

Taufik sepakat bila berbagai upaya yang merusak identitas agama di Bali harus ditindak secara hukum. Sebagaimana umat Islam dulu mendukung pemberantasan aksi teror bom  di Bali yang mengatasnamakan Islam. 

Organisasi keagamaan di Bali juga tetap harus berkomitmen menjaga keharmonisan ini, terutama ditekankan kepada generasi muda.  Di sisi lain. dia mengatakan,  Muslim di Bali juga tetap bisa menjaga keluhuran adat istiadat budaya setempat. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement