REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Persatuan Islam (Persis) Irfan Syafrudin mengatakan seorang penerjemah tidak bisa menerjemahkan Alquran dengan sembarangan. Mereka yang akan menerjemahkan Alquran dengan bahasa daerah harus ahli bahasa daerah dan berbahasa Arab. "Penerjemah bahasa daerah harus mereka yang ahli bahasa daerah karena dikhawatirkan akan berbeda pengertian," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (4/12).
Dia menegaskan Alquran tidak boleh menyimpang dari naskah aslinya. Selain memahami bahasa, mereka juga harus memahami ushul fiqh, ushul bahasa, dan ilmu balaghah serta mengerti tahsis Alquran.
(Baca Juga: Alquran Terjemahan Bisa Bantu Lestarikan Bahasa Daerah).
Sebenarnya di Indonesia Alquran berbahasa daerah sejak lama sudah ada sebelum Kementerian Agama menggagasnya. Alquran berbahasa Sunda lebih dahulu ada sejak 30 tahun lalu.
Beberapa penerjemah Alquran bahasa Sunda di antaranya Ajengan Romli dan KH Khomarudin Saleh. Selain Alquran terjemahan bahasa daerah, Irfan juga berharap ada Alquran terjemah bahasa daerah per kata. n Ratna Ajeng Tejomukti