Kamis 03 Dec 2015 07:38 WIB

Kampanyekan Islam Indonesia, Karya Ulama Perlu Diterjemahkan ke Bahasa Asing

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Santri membaca kitab suci Al Quran saat pesantren kilat di Masjid Darul Salam Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/6).
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Santri membaca kitab suci Al Quran saat pesantren kilat di Masjid Darul Salam Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Najib Burhani mendorong upaya penerjemahan karya-karya besar ulama Indonesia ke bahasa asing. Cara itu dinilai dapat turut mempromosikan pemikiran Islam di Indonesia secara global.

"Kita bisa mengampanyekannya (Islam di Indonesia) dengan menerjemahkan karya-karya utama ulama ke bahasa asing," kata Najib, Rabu (2/12).

Ia mengatakan, banyak karya ulama besar Indonesia saat ini belum diterjemahkan ke bahasa asing. Ia mengaku, karya-karya hasil pemikiran Buya Hamka, Abdurrahman Wahid, dan Nurcholis Majid layak diterjemahkan untuk jadi konsumsi global.

Selain itu, ujarnya, Indonesia perlu meningkatkan keterlibatan di kancah global.

"Indonesia perlu banyak berpartisipasi seperti dalam kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana global atau lebih aktif di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)," ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut.

Najib mengatakan, Indonesia tidak perlu merasa inferior bergaul dengan dunia luar. Bahkan, ujarnya, sejumlah pihak menilai Indonesia terlalu rendah diri untuk tidak tampil di kancah internasional.

Ia pun menilai organisasi Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga masih kurang mengglobal. Hal itu dibandingkan dengan organisasi Ikhwanul Muslimin atau Hizbut Tahrir yang berusia lebih muda namun mampu menyebar ke seluruh dunia.

"Semangat untuk terus melanjutkan spirit Islam Indonesia ke dunia luar itu yang perlu ditingkatkan," kata Najib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement