Rabu 02 Dec 2015 13:27 WIB

Ponpes Miftahul Huda Al Faqih tak Lahirkan Generasi Pandai, Tapi...

Rep: c 10/ Red: Indah Wulandari
Hadrah Ponpes Miftahul Huda Alfaqih, Tasikmalaya
Foto: miftahulhuda-alfaqih.com
Hadrah Ponpes Miftahul Huda Alfaqih, Tasikmalaya

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Al Faqih, Cisitu Kidul, Kalimanggis, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya KH Ahmad Syafi'i mengatakan, ada tiga hal yang menjadi tujuan ponpes.

Pertama, untuk mencetak generasi Muttaqin, artinya mencetak orang-orang yang bertakwa. Kedua, Imamal Muttaqin, artinya mencetak pemimpin yang bertakwa untuk umat. Ketiga, Ulama Al'Amilin, artinya mencetak ulama yang memiliki banyak ilmu dan mengamalkannya.

Tiga hal tersebutlah yang menjadi tujuan pondok pesantren dalam upaya menciptakan generasi yang bertakwa dan berkualitas. Menurut KH Ahmad, Ponpes Huda AL Faqih saat ini fokus pada tujuan yang pertama. Yakni membantu mencetak generasi yang bertakwa.

"Harapannya, minimal anak-anak mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar agama agar saat mereka tumbuh dewasa dan bekerja, mereka dapat memberi kemaslahatan dan tetap di jalan yang benar," kata KH Ahmad.

Di tahun ke-16 berdirinya Ponpes Huda Al Faqih. Saat ini sudah ada sebanyak 600 santri putra dan putri yang belajar serta mondok di pondok pesantren.

Para santrinya ada dari berbagai usia. Ada yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah akhir (SMA) dan ada juga yang duduk di bangku kuliah di beberapa kampus di daerah Tasikmalaya.

KH Ahmad menjelaskan, para santri bisa mengejar cita-cita dan impiannya menjadi seorang dokter, guru, pengusaha dan lain sebagainya melalui pendidikan formal di sekolah.

Di samping itu, mereka juga mendapatkan pendidikan agama untuk menjaga akhlak dan moral mereka di kemudian hari. Menurutnya, tidak sedikit alumni Ponpes Huda Al Faqih yang melanjutkan pendidikan ke negara-negara di timur tengah.

Di Ponpes Huda Al Faqih, kepandaian bukan menjadi tuntutan yang utama. KH Ahmad mengungkapkan, para santri hanya diarahkan dan didorong untuk berusaha maksimal. Mengapa demikian, menurut KH Ahmad, karena para santri sudah berjuang sangat keras dalam menuntut ilmu di sekolah dan ponpes.

Setelah sembahyang subuh berjamaah, santri belajar di ponpes sampai pukul 06.15 WIB. Kemudian mereka pergi ke sekolahnya masing-masing. Pulang dari sekolah mereka beristirahat, kemudian belajar lagi di ponpes setelah sembahyang Asar sampai pukul 17.00 WIB.

Kemudian, setelah sembahyang maghrib, santri belajar mengaji sampai pukul 20.00 WIB. Setelah itu mereka diberi waktu untuk belajar bersama sampai pukul 22.00 WIB.

Mulai pukul 22.00 WIB, para santri mulai tidur di pondok. Menurut KH Ahmad, memang nampak sangat berat kegiatan para santri sehari-harinya. Tapi setelah terbiasa, hasilnya akan sangat dirasakan oleh mereka sendiri.

Santri Ponpes Huda Al Faqih tidak sedikit yang berprestasi cemerlang di sekolah formalnya masing-masing. "Saya sendiri kagum melihat semangat para santri yang datang dari berbagi daerah," ujar KH Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement