Senin 23 Nov 2015 19:13 WIB

Pesantren, Garda Terdepan Lawan Komunisme

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan kuliah umum di Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11).
Foto: Dok BMH
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan kuliah umum di Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen IAIN Salatiga DR Aji Nugroho meminta semua pihak untuk tidak melupakan sejarah kelam pemberontakan PKI yang telah membantai tokoh-tokoh bangsa ini, termasuk para ulama. PKI jelas bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 karena mengajarkan atheisme.

Ia mengingatkan masyarakat jangan terkecoh dengan isu demokrasi dan HAM yang digunakan untuk mewadahi komunisme di Indonesia. "Sebab saat ini kaum komunis memanfaatkan isu demokrasi dan HAM demi kepentingan mereka, bagaimana pun paham komunisme jelas melanggar demokrasi dan HAM," katanya, Senin, (23/11).

Ideologi Pancasila, dia mengatakan adalah ideologi paling tepat di Indonesia. Apalagi dengan masyarakatnya yang multi kultur, agamis dan masih menjunjung tinggi adat ketimuran. 

Sementara itu Pemimpin Pondok Pesantren Edi Mancoro Salatiga, Jawa Tengah, Muhammad Hanif mengatakan, pesantren berdiri di garda terdepan menentang komunisme, bahkan sebelum era kemerdekaan. Tokoh agama, tokoh bangsa, perumus Pancasila dan UUD 1945 menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

“Para ulama kita sejak dulu sudah melarang wabah komunis menyebar di Indonesia. Ideolog komunis bukan saja berlawanan dengan ajaran Islam, tapi juga berlawanan dengan agama-agama lain," kata  Muhammad.

Dia mengatakan, generasi muda Islam harus kembali membuka catatan tentang kegigihan umat Islam melakukan perlawanan terhadap komunis. Jangan tertipu oleh komunisme.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement