REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi penerbit buku, Islamic Book Fair (IBF) memang menjadi ajang yang menjanjikan. Manajer Pemasaran dan Distribusi Penerbit Lentera Hati Eko Widhi mengatakan, animo pengunjung yang tinggi sangat menjanjikan untuk jadi sasaran utama penjualan buku.
Apalagi, ujarnya, penjualan buku secara reguler menurun drastis mulai awal tahun 2015. "Mudah-mudahan pengunjung tahun ini bisa lebih banyak sehingga tentu penjualan ikut meningkat," ujar Eko.
IBF 2016 juga merupakan destinasi wisata literasi Islam. General Manager Redaksi Republika Penerbit Syahruddin El Fikri berharap IBF dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk menulis dan membaca. Ia menilai, secara umum, tingkat literasi umat Islam maupun maupun masyarakat Indonesia masih rendah.
Syahruddin mengatakan, berdasarkan data Ikapi, Indonesia hanya menerbitkan tujuh hingga delapan ribu judul buku per tahun. Angka itu masih kalah dari Malaysia dengan 10 ribu buku per tahun, Jepang dengan 22 ribu buku per tahun, dan Amerika Serikat dengan 30 ribu buku per tahun.
"Kita harapkan masyarakat lebih meningkatkan kegiatan menulis dan membaca. Karena dari sana, kita bisa mengetahui informasi, memperluas wawasan, dan memperkaya ilmu pengetahuan," ujar Syahruddin.
Syahruddin menilai, IBF merupakan ajang yang tepat bagi setiap penerbit untuk hadir menawarkan produk-produk terbaiknya. Republika Penerbit, misalnya akan menghadirkan novel "Pulang" karya Tere Liye dan "Ayat-Ayat Cinta 2" karya Habiburrahman El Shirazy.
Selain novel, ada pula buku-buku agama unggulan yang akan dipamerkan Republika. Di antaranya, yakni seri falsafah mutiara Buya Hamka yang terdiri dari Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup, dan Lembaga Budi.
Tak hanya memamerkan karya, Republika Penerbit juga akan menggelar bedah buku bersama penulis. Ada pula lomba-lomba yang digelar di stan Republika Penerbit.
Untuk memeriahkan tema keluarga, Republika Penerbit akan mendirikan stan khusus untuk anak. "Nanti akan disiapkan maskot khusus di stan anak," kata Syahruddin.