REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Mohammad Siddik meluruskan pernyataan Ustaz Muhammad Nur Maulana yang populer dengan slogannya "jamaah oh jamaah".
Setelah pernyataannya soal kepemimpinan dalam acara "Islam itu Indah" di Trans TV, Senin (9/11) lalu, ia kembali menuai kecaman berbagai kalangan. Siddik menambahkan, persoalan yang disampaikan Ustadz Maulana adalah topik penting dan sudah umum diketahui kaum Muslimin (ma’lumun min ad-dien bi-dharurah). Dan, soal kepemimpinan ini sedang sensitif karena menjelang pemilihan kepala daerah serentak.
Ia menyarankan agar sang ustaz segera bertobat, meralat ucapannya, dan minta maaf kepada pemirsa secara terbuka. "Serta, jangan mengulangi lagi kesalahan serupa di masa mendatang," pesan Siddik dalam keterangannya kepada Republika.
Siddiq juga mencurigai jika ada kepentingan tertentu di balik pernyataan Ustaz Maulana yang kontroversial. Misalnya, untuk menaikkan rating acara atau ada agenda kampanye politik pihak tertentu, menyebarkan paham pluralisme dan liberalisme, atau membuat sensasi. Ia mengutip pepatah kuno Arab mengatakan, "Khalif tu'raf" (Berbuat nyeleneh membuat tersohor).
"Kita berdoa dan berharap, Ustaz Maulana tidak termasuk kategori ini, ma'adzallah," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Ustaz Maulana sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menuai kecaman berbagai pihak, Senin (9/11) lalu. "Kepemimpinan itu tidak berbicara masalah agama. Jadi, kau mau naik pesawat kalau pilotnya agama lain? Jadi berbicara seperti ini jangan ada black campaign," tutur Ustaz Maulana.
Hingga kini, Ustaz Maulana belum memberikan klarifikasi atas ceramahnya tersebut. Menurut Ustaz Siddik, ucapan sedemikian sangat fatal karena bertentangan dengan prinsip dasar ajaran Islam. Apalagi, Majelis Fatwa dan Pusat Kajian Dewan Dakwah sudah menerbitkan taushiyah politik jelang pemilihan presiden (pilpres) 2014.