Kamis 12 Nov 2015 10:42 WIB

Mayoritas Muslim Inggris Masih Menjadi Obyek Hate Crime

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Muslim Inggris
Foto: abna24
Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Temuan Komisi Islam Hak Asasi Manusia atau Islamic Human Rights Commission (IHRC) menunjukkan, lebih dari separuh umat Muslim Inggris telah menjadi korban kejahatan kebencian (hate crime).

Dilansir dari Daily and Sunday Express, Kamis (12/11), studi itu melibatkan 1.782 Muslim di Inggris sebagai responden. IHRC melaporkan peningkatan serangan terhadap Muslim setelah lebih dari separuh respondennya mengaku pernah diperlakukan dengan penuh kecurigaan atau dituduh tanpa alasan.

“Sebuah perubahan signifikan dalam strategi pemerintah terhadap Muslim Inggris diperlukan, atau setidaknya, pemahaman struktural mengenai rasisme harus dikembangkan,” kata kelompok itu, yang menyebut hasil temuannya mengkhawatirkan.

Laporan lengkap berjudul Environment of Hate: The New Normal for Muslims in the UK itu akan diterbitkan pada 17 November mendatang. Mereka menelanjangi skala Islamofobia di Inggris, menyusul serentetan serangan mengkhawatirkan terhadap Muslim dalam beberapa pekan terakhir. Salah satunya, serangan verbal di bus London yang ditujukan pada sekelompok Muslimah berjilbab.

IHRC menyatakan, sebanyak 52.528 kejahatan kebencian tercatat di Inggris dan Wales tahun lalu. Jumlah ini meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 3.254 serangan termotivasi oleh agama. Angka tersebut meningkat 43 persen dari tahun sebelumnya.

“Secara keseluruhan, kita harus memahami Inggris adalah masyarakat yang sangat toleran, dengan London sebagai salah satu kota paling kosmopolitan di dunia. Jenis-jenis serangan ini sebenarnya relatif langka, tapi meningkat,” jelas Miqdaad Versi dari Dewan Muslim Inggris.

Ia menambahkan, pertumbuhan Islamofobia telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kebanyakan Muslim pernah menemukan anggota kelompoknya mendapat beberapa bentuk kekerasan, baik online, verbal, maupun fisik.

“Kami sekarang dalam situasi sangat serius dan telah berlangsung selama satu tahun terakhir,” kata Versi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement