REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara agraris terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Namun sayangnya sejak 1992 Indonesia tak lagi mencapai swasembada pangan di bidang pertanian.
"Melalui Bhakti Bumi Mandiri, kami berupaya mengembalikan kejayaan pertanian di Indonesia. Kami mengembangkan pertanian dengan integrated farming system, pertanian dengan cara modern, namun bersahabat dengan alam," kata Operation Director PT Bhakti Bumi Mandiri, Bambang Rudiansyah, Selasa, (10/11).
Dalam mengembangkan pertanian modern ini, ujar Bambang, pihaknya akan menggandeng 1.200 pondok pesantren (ponpes) di Banten.
"Kami akan memberikan benih padi ke ponpes, lalu mengajari para santri bertani untuk menanam benih tersebut, setelah panen kami akan membeli hasilnya," jelas Bambang Rudiansyah.
Ponpes, terang dia, dipilih sebagai rekanan karena ponpes secara historis pernah menjadi lumbung padi nasional. "Kami ingin membangkitkan hal itu kembali."
Jika ponpes ada yang gagal panen satu atau dua kali, tidak masalah. Ponpes akan terus dibina lagi supaya santri-santrinya menjadi ahli pertanian.
"Kami sudah bisnis besar, jadi kami sudah tahu resikonya seperti apa. Namun untuk mewujudkan kembali swasembada pangan bukan hanya mimpi kami sendiri tapi juga seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.
Pihaknya, kata Bambang, membuat pusat pelatihan untuk melakukan pertanian modern tapi bersahabat dengan alam. "Kami mencontoh ketahanan pangan Jepang, Thailand, dan Vietnam."
Pasar yang disasar untuk produk pertanian ini pasar lokal. "Masak kita harus impor beras terus, saatnya kita memenuhi kebutuhan beras dalam negeri."