REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam adalah sebuah kenikmatan dari Allah SWT. Begitulah yang dirasakan oleh seorang remaja Amerika Serikat saat memutuskan menjadi seorang Muslim.
William baru saja masuk Islam sekitar setahun yang lalu. Remaja penyandang autisme asal Texas ini lahir dan dibesarkan dilingkungan keluarga Kristen yang hidup penuh kecukupan.
"Saya tidak terlalu fokus pada aspek sosial. Maksud saya pada waktu itu saya masih sangat muda, saya hanya peduli tentang video game daripada agama," kata William dilansir dari onislam.net, Selasa (3/11).
William sudah bisa merasakan ada penolakan tentang ajaran Kristen dalam dirinya. Ia merasa konsep trinitas dalam kepercayaan Kristen yang diajarkan padanya ketika ia masih berusia 11 tahun tidak masuk akal.
"Saya pikir kita memiliki satu Tuhan bukan tiga. Saya tidak bisa menerima gagasan tersebut," tambah William.
Namun, ketika duduk di bangku SMA, William mulai peduli dengan lingkungan sekitarnya. Ketika William benar-benar mempelajari agama Kristen secara mendalam, bukan sebuah ketaatan yang didapatkan William, justru ia semakin menolak ajaran Kristen.
Dalam sebuah tes online yang direkomendasikan ibunya untuk memilih kayakinan, William terkejut hasil tes menunjukkan bahwa ia disarankan untuk memeluk agama Islam. William pun mulai memperdalam ilmu keislaman melalui buku maupun internet.
"Saya mulai membaca tentang prinsip-prinsip dasar iman, apa yang boleh saya lakukan dan apa yang harus saya hindari. Saya setuju dengan ini, dan tampaknya sangat masuk akal," kata William.
William percaya bahwa Yesus bukan anak Tuhan dan bukanlah Tuhan. Yesus hanyalah seorang nabi yang memberikan ajaran-ajaran penting dari Tuhan.
Lebih jauh, William pun memutuskan untuk membaca Alquran. William mengaku ia benar-benar terkejut dengan apa yang ia baca dalam Alquran. Alquran menjelaskan segala sesuatu yang selama ini ia cari.
"Jadi saya ingin menjadi seorang Muslim dan saya memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat," kata William.