Senin 02 Nov 2015 21:37 WIB

Haedar: Muhammadiyah Ajarkan Warganya untuk Selalu Beramal Saleh

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah melalui pendekatan ‘sedikit bicara banyak bekerja’ mengajarkan warganya untuk senantiasa beramal saleh meski penuh keterbatasan. Ini karena amal soleh diukur berdasarkan kondisi dan kemampuan masing-masing individu.

Hal itu diungkapkan Haedar Nashir dalam acara Tabligh Akbar di Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia pada akhir pekan lalu. Haedar menambahkan, ukuran kemampuan adalah subyektif, tergantung apa yang dimiliki oleh orang tersebut. "Tidak tepat jika seseorang merasa tidak memiliki kemampuan untuk beramal saleh dan hanya akan beramal jika merasa telah mapan," ujar Haedar dalam siaran pers yang dikirim Humas PCIM Malaysia kepada ROL, Senin (2/11).

Ciri-ciri menekankan amal saleh ini, kata Haedar, adalah salah satu komponen ciri Islam yang berkemajuan. Dan dalam konteks inilah, lanjut dia, Muhammadiyah dalam usianya yang lebih satu abad telah melahirkan berbagai institusi pendidikan, kesehatan dan kebajikan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia sebagai wujud amal saleh.

Tabligh akbar yang bertema “Semangat hijrah menuju Islam yang berkemajuan” itu dihadiri ratusan warga Indonesia di Malaysia termasuk buruh migran, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan kalangan pekerja profesional yang tergabung dalam Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah (PCIM & PCIA) Malaysia. Selain itu hadir juga perwakilan beberapa ormas dan parpol Indonesia yang berbasis di Malaysia.

 

Menurut Haedar, tema Islam berkemajuan merupakan pengejawantahan misi Muhammadiyah untuk menjadikan Islam rahmatan lil’alamin. Untuk itu, kata dia, diperlukan beberapa karakteristik bagi menopang tujuan itu selain penekanan terhadap amal sholeh. Diantaranya adalah keseimbangan antara hablun minallah dan hablun minannas, penggabungan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial, penguasaan ilmu pengetahuan, serta kepedulian lingkungan.

Acara yang turut dihadiri oleh Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini in idilanjutkan dengan pelantikan pengurus baru PCIM dan PCIA Malaysia dibawah kepemimpinan Sonny Zulhuda dan Nita Nasyithah.

Dalam sambutannya, Sonny Zulhuda yang juga dosen di Universitas Islam Antarabangsa Malaysia berharapagar PCIM dan PCIA dapat memperkuat kemitraannya dengan pihak KBRI Kuala Lumpur dan berbagai ormas serta komunitas warga Indonesia di Malaysia.

Trigus Suprianto, kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Kuala Lumpur berharap agar PCIM dapat terus membantu KBRI dalam agenda bersama serta ikut mensosialisasikan pentingnya bekerja di Malaysia secara legal dan melalui jalur yang sah agar tidak mendapatkan masalah di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement