Rabu 28 Oct 2015 22:43 WIB

Ada Upaya Hilangkan Identitas Islam di Guinea-Conakry

Muslimah di Guinea.
Foto: blogspot.com
Muslimah di Guinea.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya Islam di Guinea telah melalui perjalanan yang amat panjang. Beberapa sumber menyebut, Guinea telah mengenal Islam sejak abad ke-10 ketika kerajaan Malinke berkuasa di kawasan tersebut.

Sementara, sumber lain menyatakan, Islam bermula dari kedatangan sekelompok tokoh Muslim beretnis Fulani dari Afrika Tengah ke Guinea pada abad ke-15. Mereka yang kemudian disebut dengan Fouta Djalon pun mengenalkan agama akhir zaman tersebut kepada masyarakat Guinea. Etnis Muslim Fulani mendakwahkan Islam ke etnis-etnis lain di Guinea yang seluruhnya berjumlah 25 etnis.

Saat ini, Islam telah menjadi agama mayoritas dan tumbuh berdampingan dengan agama-agama lain di Guinea. Pemerintah pun memberi kebebasan beragama kepada rakyatnya. Kebijakan ini ternyata dimanfaatkan oleh para misionaris Kristen. Sejumlah media mengabarkan, para misionaris Kristen telah memurtadkan cukup banyak Muslim Guinea.

Orang-orang dari etnis Fulani merupakan sasaran utama para misionaris. Saat ini, jika mencari artikel agama di Guinea, artikel Kristen lebih banyak ditemui ketimbang Islam. Bahkan, muncul prediksi, jumlah penganut agama Kristen di Guinea akan meningkat dari delapan persen menjadi 10 persen dari total populasi. 

Sebagaimana Islam, komunitas Kristen pun mendapat hak dalam pemerintahan dan siaran di media, termasuk televisi nasional. Injil diterjemahkan dalam bahasa setempat, kesusastraan Kristen pun beredar di kalangan siswa sekolah dasar dan menengah.

Sumber: Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement