Ahad 25 Oct 2015 22:03 WIB

Pemimpin dan Rakyat Butuh Nasihat, Ini Alasannya

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Memberi nasihat dapat memantapkan persaudaraan di antara umat Islam
Foto: agung supriyanto/republika
Memberi nasihat dapat memantapkan persaudaraan di antara umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu al-Khair Badar ad-Din bin Abu al-Ma'mar bin Ismail at-Tabrizi (636 H)

adalah satu dari sekian cendekiawan Muslim yang mempunyai kepedulian akan pentingnya sebuah nasihat.

Ulama terkemuka itu menuliskan kitab yang berisi pesan-pesan dan wasiat yang pernah disampaikan oleh Rasulullah kepa da para sahabat semasa hidupnya.

Menurut analisis at-Tabri zi, di antara sunatullah adalah menetapkan umat manusia, ada yang menjadi rakyat dan pemimpin. Fungsi pemimpin, menurut dia, mengarahkan dan menjaga rakyat agar tetap berada dalam koridor keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan, baik dunia maupun akhirat.

Penting bagi setiap pemimpin menjelaskan perkara haram dan halal yang menyangkut ibadah dan muamalat mereka. Tugas serupa juga di emban oleh Rasulullah dan para khalifah penggantinya. Selain menegakkan syiar agama, para khalifah tersebut berkewajiban berbuat adil kepada seluruh elemen rakyat yang dipimpinnya.

At-Tabrizi mengingatkan, dalam mengemban amanat dan menjalankan pemerintahan, pemimpin yang mendapat kepercayaan rakyat harus mengedepankan prinsip keadilan. Sebab, berbuat adil adalah pangkal segala keutamaan.

Terwujudnya keadilan dalam sebuah komunitas masyarakat akan men ciptakan stabilitas nasional dan menyejahterakan kehidupan rakyat.

Dengan keadilan, keberlangsungan hidup orang banyak bisa terjaga dengan baik. Bahkan, keadilan digunakan sebagai barometer untuk mengukur sejauh mana rezim yang berkuasa bisa memperoleh dukungan dan simpati dari rakyat, juga mampu menggapai ridha dari Sang Khalik.

Karena itu, menurut at-Tabrizi, secara lugas Allah memerintahkan agar keadilan dijadikan landasan utama menetapkan hukum di antara manusia. Sebab, di sanalah letak keberhasilan seorang pemimpin untuk menyampaikan dan melaksanakan amanat yang diberikan.

(Baca Juga: Pentingnya kita Memberi Nasihat)

Tak lain karena adil adalah menempatkan segala sesuatu sesuai porsi dan tem patnya. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baik nya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS an-Nisa [4]: 58).

Alasan Poin penting itulah yang dijadikan at-Tabrizi sebagai alasan untuk menulis kitab An-Nashihat li ar-Ra'i wa ar-Ra'yat. Kitab itu berisikan petuah baginda Rasulullah bagi para pemimpin dan rakyat. Berbagai hadis yang berkenaan dengan pola dan etika interaksi antara pemerintah dan masyarakat diuraikan berikut sanad masing-masing hadis.

Sejumlah hadis pun disertai dengan penilaian sederhana tentang hukum dan derajat hadis. Kalaupun kitab nasihat ini tak memuat penjelasan dan syarah, tentunya hal tersebut bisa di maklumi karena at- Tabrizi hanya meng inventarisasi hadis- hadis yang berisi petuah bagi pemimpin dan masyarakat.

"Secara singkat aku kumpulkan hadis-hadis yang pernah aku dengar dan riwayatkan. Mudah-mudahan bermanfaat," kata at-Tabrizi dalam kitab itu berharap.  Fungsi pemimpin mengarahkan dan menjaga rakyat agar tetap berada dalam koridor keadilan, keseimbangan, dan kesejahter aan, baik dunia maupun akhirat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement