Jumat 23 Oct 2015 09:34 WIB

Menyantuni Yatim Perlu Dilatih Sejak Dini

Kepala TK Bina Insani Femy Balti dan Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor M Sudrajat  menyerahkan santunan kepada siswa SD dari kalangan yatim di Sekolah TK Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat
Foto: Irwan Kelana/Republika
Kepala TK Bina Insani Femy Balti dan Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor M Sudrajat menyerahkan santunan kepada siswa SD dari kalangan yatim di Sekolah TK Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pribadi yang suka berbagi memerlukan pembiasaan sejak kecil. Contohnya menyantuni anak yatim. “Menyantuni yatim perlu dilatih sejak dini, sejak balita, minimal sejak anak duduk di bangku TK,” ujar Ustadz Dr M Sudrajat MPdI.

Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) itu mengemukakan hal tersebut pada acara santunan yatim yang diadakan di TK Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/10).

 

Pembiasaan menyantuni yatim tersebut, kata Sudrajat mengandung banyak hikmah. “Pertama, melatih kebiasaan berbagi. Sebab pribadi yang suka berbagi itu tidak tumbuh secara instan dalam diri seorang anak, tapi harus dilatih atau dibiasakan,” ujarnya.

Kedua, Sudrajat menambahkan, dengan pembiasaan  berbagi kepada anak yatim dan dhuafa sejak dini, anak-anak juga dilatih untuk bersikap rendah hati dan tidak membedakan strata sosial seseorang. “Mereka jadi lebih mencintai anak-anak yatim dan dhuafa, dan tidak melihat orang lain berdasarkan strata sosialnya,” tutur Sudrajat.

Ketiga, anak akan memahami bahwa berbagi atau menyantuni yatim dan dhuafa itu merupakan perintah agama Islam. “Alquran dan hadits Rasulullah SAW banyak menegaskan tentang perintah dan keutamaan menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa,” papar Sudrajat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement