Kamis 22 Oct 2015 20:16 WIB

Jangan Malu Mengaku Sebagai Santri

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
 Ribuan santri mengikuti doa bersama saat deklarasi hari santri yang di deklarasikan oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/10).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ribuan santri mengikuti doa bersama saat deklarasi hari santri yang di deklarasikan oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pimpinan Pesantren Qotrun Nada, Cipayung, KH Buranuddin Marzuki menyatakan sudah saatnya santri harus menunjukkan jati dirinya. "Jangan pernah malu mengaku diri sebagai santri tapi banggalah dirimu sebagai santri," ujar Buranuddin.

Hal itu disampaikannya usai melepas pemberangkatan sebanyak enam bus untuk menghadiri acara puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Tugu Proklamasi dan Masjid Istiqlal. Santri dari Pesantren Qotrun Nada ini adalah sebagian besar dari santri yang dikirim oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Depok. Total santri yang dikirim ada 1.000 santri dari berbagai Pesantren Depok.

Iring-iringan bus yang membawa santri tersebut menuju tempat puncak acara peringatan Hari Santri di Tugu Proklamasi dan Masjid Istiqlal.

"Kita kirimkan 1.000 santri dari Pesantren Al-Hamidiyah, Qotrun-Nada dan Pesantren lainnya. Sebanyak 600 santri kita fasilitasi dengan bus, selebihnya mereka swadaya berangkat dengan kendaraan umum dan pribadi," ujar Ketua PC NU Depok Raden Salamun Adiningrat di Depok, Kamis (22/10).

Selain mengirimkan santri, Salamun mengaku sejumlah pesantren juga mengadakan acara sendiri seperti Pesantren As-Sa'adah menggelar pawai, pesantren lainnya istigosah dan sebagainya. "Hari Santri merupakan sebuah pengakuan jujur dari Presiden Jokowi pada santri dalam merebut dan mengawal kemerdekaan. Para santri diakui keberadaannya oleh pemerintah. Moment ini  bisa sebagai motivasi santri untuk bisa berkiprah di Indonesia," ujarnya.

Menurut Salamun, santri harus sadar bahwa  peran mereka dinanti masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka menjadi inspirasi dan selama ini dikenal dengan tafaqquh fid din (mendalami agama Islam). Saat ini, ia melanjutkan, santri harus mengisi berbagai aspek dalam pembangunan. "Dengan karakter yang dimiliki, turut serta dalam terbentuk proses pembangunan Indonesia lebih baik," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement