REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para dai dan khatib di masjid diarahkan untuk lebih menjangkau para korban penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
“Perlu ada langkah proaktif bagi para dai, khatib, dan aktivis masjid untuk tidak hanya menunggu di mimbar, tetapi harus keluar dari masjid dan menjangkau warga yang tidak pernah ke masjid, termasuk para pengguna narkoba,” papar Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Masdar Farid Mas’udi, beberapa waktu lalu, dilansir dari dmi.or.id, Kamis (22/10).
Menurutnya, dibutuhkan keterampilan khusus untuk menjangkau komunitas pengguna narkoba yang hampir tidak pernah tersentuh oleh masjid itu.
“Perlu ada extra effort (usaha keras) untuk menjangkau komunitas yang secara psikologis dan mental tidak dekat, namun boleh jadi secara fisik sangat dekat,” tegasnya.
Selama ini, lanjutnya, para dai, khatib. dan aktivis masjid kebanyakan bersikap pasif, mereka menunggu didatangi umat. Padahal, umat yang datang ke masjid itu umumnya orang baik dan tidak terkait dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
“Sebaliknya, orang yang bermasalah dengan narkoba itu hampir tidak pernah datang di masjid,” jelasnya.
Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini pun menekankan perlunya BNN membekali para dai antinarkoba dengan kesadaran dan motivasi serta pengetahuan yang lebih teknis dan detail terkait penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.