Rabu 21 Oct 2015 18:42 WIB

KH Ma'ruf Amin: Hari Santri Penghargaan Buat Ulama

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Maruf Amin (kedua kanan) menjadi pembicara dalam Halaqoh Kebangsaan di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (23/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Maruf Amin (kedua kanan) menjadi pembicara dalam Halaqoh Kebangsaan di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan, penetapan Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober oleh pemerintah merupakan penghargaan negara kepada para ulama dan santri yang telah berjuang dalam membela negara. "Kita apresiasi kepada presiden. Ini bukan sesuatu yang tidak memiliki arti. Ini besar nilainya, ini penghargaan negara buat ulama dan santri," kata Ma'ruf, di Jakarta, Rabu (21/10).

Dia mengatakan santri sendiri harus melanjutkan jihad yang saat ini lebih bermakna melakukan perbaikan kehidupan tata kelola kenegaraan agar lebih baik. Kiai Ma'ruf mengatakan saat ini santri harus mengambil peran dan jangan meminta peran. "Seperti yang dilakukan para pendahulu dalam perang. Kalau sekarang dalam pembangunan tentu dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya," katanya.

Menurutnya, santri tidak perlu minta diberi peran tapi pemerintah memberi kesempatan para santri untuk mengambil peran tersebut. Untuk itu harus menyiapkan diri ke depan. Kiai Ma'ruf mengatakan, pesantren harus membangun mujahiddin yaitu penjihad, penjihad ekonomi, sosial dan poltik. "Saya menyebutnya tokoh-tokoh perubahan menuju perbaikan," ujarnya.

Seperti pernah dilakukan pendahulu santri ketika memperjuangkan kemerdekaan, dia mengatakan, ke depan adalah santri-santri yang mampu berkontribusi dalam melakukan upaya perbaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement