Selasa 20 Oct 2015 20:07 WIB

Konflik Melanda, Umat Islam Harus Segera Berkonsolidasi

Rep: c35/ Red: Andi Nur Aminah
Pengungsi di konflik Palestina-Israel
Foto: Youtube
Pengungsi di konflik Palestina-Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia politik umat Islam sedang berada dalam kondisi yang cukup sulit. Abdul Muta'ali Direktur Kajian Islam dan Timur Tengah menyatakan tahun ini harus menjadi tahun konsolidasi politik umat Islam.

"Kita melihat secara makro konsolidasi politik negara dengan penduduk mayoritas umat Islamnya seperti Iran, Pakistan dan lain sebagainya memang dalam kondisi cukup memprihatinkan," ujarnya Selasa (20/10).

Dia kemudian menyebutkan beberapa kasus Timur Tengah misalkan, yang tengah terjadi Arab Spring. Dimana kondisi negara Yaman yang sedang berkonflik, juga adanya konflik negara-negara Islam dengan Yahudi.  

Dia mengaku konflik tersebut tidak dapat dipastikan siapa muaranya dan sampai kapan konflik tersebut selesai. Sehingga menurut dia, kita tidak bisa memastikan pihak mana yang harus dibela. 

Selain itu terdapat kasus Suriah, yang sampai saat ini menurut dia tidak jelas. Dia mengatakan ternyata yang dibumihanguskan di Suriah bukan ISIS-nya.  "Tetapi umat Muslim saudara kita sendiri yang justru dihancurkan," ujarnya.  

Kemudian dia menyebutkan adanya bom pada 10 Oktober lalu di Turki juga merupakan gejolak yang menggoyahkan Islam. Oleh karena itulah dia menegaskan negara-negara dengan penduduk mayoritas umat Islam harus segera bersatu. 

Menurutnya, banyak negara-negara dengan penduduk Muslim dunia yang mempunyai kesadaran dan identitas politik yang luar biasa, tapi berbeda mazhab. Sehingga menurut dia hal ini harus segera dikonsolidasikan untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut. 

"Dunia politik umat Islam banyak pekerjaan rumah (PR) politik yang harus dikerjakan. Tahun ini harus dijadikan sebagai tahun konsolidasi seluruh negara yang berpenduduk mayoritas Muslim," katanya.

 

 

 

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement