Selasa 20 Oct 2015 08:53 WIB

Warisan Si Pelopor Mesin Air

Kitab Inbat al-Miyah al-Khafiya, Muhammad al-Karaji
Foto: maa.org
Kitab Inbat al-Miyah al-Khafiya, Muhammad al-Karaji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peradaban Islam pada era keemasan telah memberi banyak kontribusi bagi peradaban manusia. Salah satunya dalam bidang studi hidrologi. Para ilmuwan Muslim telah memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan hidrologi.

Hidrologi atau ilmu air merupakan ilmu mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.

Salah seorang ilmuwan Muslim yang berjasa mengembangkan studi hidrologi adalah Muhammad al-Karaji, seorang saintis terkemuka pada abad ke-10 M yang berasal dari Karaj, Persia.

Lewat Kitab Inbat al-Miyah al-Khafiya, al-Karaji mengkaji dan menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu ekstraksi air bawah tanah. Berkat kehebatannya, ia bahkan mendapat julukan sebagai "pelopor mesin air".

Studi hidrologi dibahas al-Kajari dalam Kitab Inbat al-Miyah al-Khafiya yang ditulisnya sekitar tahun 1000 M. Buku itu membahas cara untuk memperoleh atau mendapatkan air yang terdapat di bawah tanah. Air tersembunyi itu bisa dimanfaatkan untuk menggerakan roda ekonomi dan kehidupan sosial.

Menurut para sejarawan, al-Karaji menulis karya matematikanya di Baghdad, namun ia menyusun bukunya secara diam-diam di perairan di wilayah Jaba, Persia. Di wilayah itu terdapat pengembangan beberapa proyek hidrolik, termasuk qanat.

Inbat al-Miyah al-Khafiya merupakan  satu-satunya buku teknik mesin karya al-Karaji. Buku tersebut dicetak ulang pada era modern di Haydarabad pada 1940. Edisi lain dikeluarkan pada 1997 oleh Institute of Arabic Manuscripts di Kairo. Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh H Khadiv-Djam pada 1966.

Buku itu juga dialihbahasakan ke dalam bahasa Prancis oleh Aly Mazaheri pada 1973. Dan, muncul baru-baru ini dalam terjemahan bahasa Italia pada 2007. Tidak ada terjemahan lengkap dalam bahasa Inggris dan Jerman. Kitab ini disimpan di perpustakaan Universitas Pennsylvania, Sam Fogg, London, pada Desember 2000.

Dalam pengantar buku itu, al-Karaji mengungkapkan, terinspirasi membuat buku itu ketika tiba di Baghdad. Di metropolis intelektual dunia pada abad pertengahan itu, ia melihat  emua orang,  mulai anak-anak hingga orang tua, sangat mencintai ilmu pengetahuan. Hal tersebut mendorongnya untuk mengarang buku matematika, khususnya mengkaji aritmatika dan geometri.

Sekembali dari Baghdad, ia kemudian mulai melakukan penelitian ilmiah. Berbekal dukungan dari penguasa Muslim bernama Abu Ghanim Ma'ruf bin Muhammad, al-Karaji lalu meneliti dan mencurahkan pikirannya bagi pengembangan hidrologi. Ia lalu memutuskan untuk menulis buku tentang air yang tersembunyi di perairan.

Sumber: Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement