Senin 19 Oct 2015 17:23 WIB

Facebook Jadi Ajang Perseteruan Pembangunan Masjid di Gladstone

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Facebook
Foto: AP/Ben Margot
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND – Sebuah laman Facebook anti-Islam yang menentang pembangunan masjid di pusat kota Gladstone, Queensland, dengan cepat meraih popularitas. Tak mau kalah, muncul sebuah laman Facebook yang mendukung pembangunan masjid di kota tersebut.

Dilansir dari ABC News, Senin (19/10), laman Stop the Musque Gladstone itu dibuat oleh Kim Vuga, seorang warga Townsville yang berencana maju ke pemilihan senat di Queensand tahun depan. Tercatat ada lebih dari 3300 pengikut laman tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

“Kita hidup dalam demokrasi. Kita diizinkan untuk mengajukan keberatan,” kata Vuga. Menurutnya, laman itu diciptakan untuk kepentingan umum. Sebagai warga negara Australia, dia mengaku tidak ingin melihat lebih banyak masjid atau perkembangan Islam di negaranya.

“Kita perlu mengatakan ‘Tidak, kami tidak ingin itu di sini. Sudah cukup’,” lanjut perempuan yang juga tercatat pernah menentang pembangunan sebuah sekolah Islam di Mareeba itu.

Menanggapi laman anti-Islam tersebut, seorang perempuan muda dari Gladstone yang tengah belajar di Melbourne menciptakan laman tandingan, “Muslims are welcome, racists are not — Gladstone.” Perempuan bernama Kahlani itu menilai penting untuk menunjukkan suara-suara lain yang mendukung pembangunan masjid di Gladstone.

“Ini mewakili orang lain yang berpikir, ‘Oh Tuhan, halaman rasis ini tidak mewakili saya sama sekali’. Mereka harus merasa cukup percaya diri untuk berbicara soal itu,” kata dia. Kahlani percaya mayoritas orang berdiri di sampingnya melawan rasisme dan diskriminasi.

Kendati laman ini memiliki pengikut jauh lebih sedikit, menurutnya itu tidak mencerminkan sentimen masyarakat. Kahlani menganalisis, laman Stop the Mosque Gladstone memiliki pengikut lebih banyak karena dibagikan ke pelbagai laman anti-Islam lain, seperti United Patriots Front dan Reclaim Australia. Ia yakin kebanyakan pengikut laman rasis itu tidak berasal dari Gladstone.

Perseteruan memanas, padahal hingga kini belum ada usulan kepada Dewan Kota Gladstone untuk membangun masjid di kota itu. Konselor Maxine Brushe, yang juga anggota Komite Lintas Iman di Gladstone, menyesalkan keberadaan laman anti-masjid tersebut.

Dia berpendapat, itu hanya sinyal dari orang tertentu yang berusaha memanipulasi ketakutan masyarakat serta menanamkan kebencian.  Gladstone adalah sebuah komunitas multikultur. Itu tidak berarti apa-apa, selain menciptakan perpecahan di tengah masyarakat yang seharusnya tidak perlu ada.

“Ya, ada beberapa Muslim radikal dan ekstrimis melakukan beberapa hal mengerikan di seluruh dunia, tapi jangan terbawa dengan apa yang terjadi... Saya tidak percaya kami memiliki masalah yang sama di Gladstone,” kata Brushe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement