REPUBLIKA.CO.ID,PARUNG -- Masyarakat Parung, Bogor memeriahkan malam Tahun Baru Hijriah 1437 H dengan menggelar zikir. Gelaran zikir yang diberi tajuk 'Parung Berzikir' ini berlangsung di Masjid Riyadlush Shalihin, Parung, Bogor, Selasa (13/10).
Acara dibuka dengan doa dan zikir oleh Majelis Nurul Haramai pimpinan Ustaz Iqbal Faris Al-Makky. Kemudian dilanjutkan tausyiah Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Ajie dan Ustaz Hasan Basri Tanjung.
Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukrie Ajie mengatakan, umat Islam perlu membuktikan cinta kepada Allah. Ini bisa dilakukan dengan melakukan zikir di Malam Tahun Baru Hijrah.
"Doa dan zikir itu di malam yang mungkin banyak umat Islam berleha-leha. Jadi mereka yang berzikir dan berdoa adalah mereka yang melakukan hal luar biasa," kata dia.
Menurutnya, doa dan zikir sebagai pembuka tahun baru merupakan hal baik. Memang Rasulullah tidak mencontohkan apa yang dilakukan warga Parung malam ini, tetapi insyaAllah doa dan zikir ini diridhai Allah. "Yang tidak diterima adalah orang yang sombong tidak berdoa dan berzikir," kata dia.
Kiai Mukri Ajie menjelaskan, pada 1 Muharram terjadi sejumlah peristiwa yang dijelaskan dalam Alqur'an. Seperti turunnya Nabi Adam ke Bumi. Kemudian, diselamatkan Nabi Ibrahim dari api juga terjadi pada 1 Muharram.
"Untuk konteks kekiniannya, banyak upaya menyesatkan umat Islam. Di Bogor, ada tiga Nabi. Mereka ajarkan shalat tak wajib, haji tak wajib," kata dia.
Kiai Ajie juga menggambarkan bagaimana bangsa Indonesia tengah menghadapi berbagai cobaan. Mulai dari nilai rupiah melemah, kabut asap, dan pesawat hilang. Dari apa yang terjadi saat ini urgensi doa dan zikir menjadi penting. "Jangan sombong. Jangan sombong," pesan dia.
Ustaz Hasan Basri Tanjung mengatakan, hijrah itu memiliki makna bergerak. Gerak adalah kehidupan. Sementara diam adalah kematian. "Air yang Diam tergenang jangan diminum karena banyak penyakitnya. Tapi kalau air mengalir baru sedap," kata dia.
Karena itu, setiap gerakan tersebut punya tujuannya. Seperti hijrah Rasulullah punya tujuannya. "Setiap gerak itu ada keberkahan. Makanya jangan diam. Air yang diam saja rusak, bagaimana manusia," kata dia.
Tapi, bergerak juga harus berilmu. Tanpa berilmu, tak jelas kemana arah gerak. "Belajarlah, tapi tetap rendah hati. Belajarlah tapi jangan sombong. Jangan ada yang diam, kita harus gerak semua agar Islam tetap ada dan tidak punah," kata dia.