REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama menggelar "Training of Trainers" sebagai upaya penguatan demokrasi dan pemberdayaan kaum perempuan melalui pendidikan pemilih yang dilangsungkan di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/10).
Hadir dalam acara tersebut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa selaku Ketua Umum PP Muslimat NU yang membuka secara resmi kegiatan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari pada 9 hingga 12 Oktober.
"Kegiatan ini merupakan komitmen banyak elemen terutama perempuan untuk saling mengingatkan bahwa 9 Desember nanti akan digelar Pilkada serentak. Kami ingin mengingatkan bahwa perempuan memilik hak pilih yang dipilih yang harus diperjuangkan bersama-sama," kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, PP Muslimat NU memilik tenaga pelatih yang bergerak di masyarakat. Tenaga pelatih bertugas untuk memastikan pelaksanaan Pilkada serentak dapat mengakomodir hak perempuan dalam berdemokrasi baik sebagai pemilih maupun yang akan dipilih.
Menurut dia, perempuan memilik hak yang sama menentukan pilihannya, meskipun harus berbeda pilihan dengan tokoh setepat, maupun suaminya. Penguatan hak pemilih kaum perempuan harus dipastikan agar pelaksanan pemilihan kepada daerah dapat berjalan sesuai asas jujur adil, dan langsung, umum. bebas serta rahasia.
Untuk itu, lanjut dia, PP Muslimat NU bekerja sama dengan Hanns Seidel Foundation Indonesia yakni lembaga internasional yang berkedudukan di Jerman, menyelenggarakan TOT Penguatan Demokrasi dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Pemilih (Voter Education).
"Hanns Seidel, lembaga yang cukup banyak melakukan pendidikan pemilih di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia," kata Khofifah.
Lebih lanjut ia mengatakan, tenaga pelatih Muslimat NU akan bergerak di masyarakat untuk memastikan pemilih perempuan mendapatkan haknya, mulai dari memastikan terdaftar dalam DPS, terdaftar di DPT, dan mendapatkan undangan untuk melakukan pemilihan di TPS.
Faktanya, lanjut Khofifah, banyak situasi dalam pelaksanaan pemilihan, ada pemilih yang tidak masuk dalam daftar pemilih sementara sehingga tidak masuk dalam DPT. Atau sudah terdaftar dalam DPT tetapi tidak menerima surat undangan. Kalaupun sudah menerima undangan, tetapi tempat pemungutan suara tidak sedia. Hal-hal ini yang harus diakomodir oleh tenaga pelatih dari Muslimat NU.
"Esensi dari forum TOT voter education ini adalah mengingatkan kembali pentingnya penghargaan terhadap hak suara yang dimilik seluruh warga bangsa terutama suara yang dimiliki para perempuan Indonesia," kata dia.
Ketua Panitia TOT Voter Education PP Muslimat NU Machsanah Asnawi menyebutkan kegiatan itu diikuti puluhan tenaga pelatih Muslimat NU yang berasal dari sembilan provinsi yang akan memberikan pendampingi pendidikan pemilih di masyarakat.
Turut hadir dalam kegiatan training of traners perwakilan dari Hanns Seidel Foundation Indonesia Ulrich Klingshirn mengharapkan ilmu yang diperoleh oleh tenaga pelatih Muslimat NU dapat dipakai di daerah masing-masing.
"Ini bukan pelatihan biasa, tetapi pelatih yang sangat penting untuk mendorong kesadaran akan keterwakilan perempuan dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilu," katanya.