Kamis 01 Oct 2015 08:00 WIB

Bulgar, Kota Termaju Setelah Roma dan Konstantinopel

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
 Bulan purnama penuh tampak di atas masjid Qol Sharif di Kazan Kremlin, ibukota Tatarstan , yang terletak di Sungai Volga Rusia 700 km timur Moskow , Rabu (29/7).    (AP/Denis Tyrin)
Bulan purnama penuh tampak di atas masjid Qol Sharif di Kazan Kremlin, ibukota Tatarstan , yang terletak di Sungai Volga Rusia 700 km timur Moskow , Rabu (29/7). (AP/Denis Tyrin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkat aktivitas perdagangan yang cukup masif, Bulgar Raya menjadi kerajaan yang terkenal sekaligus terkaya di kawasan Eurasia pada masa itu. Sepersepuluh dari keuntungan yang diperoleh para pedagang tersebut disetorkan ke kas Kerajaan Bulgar sebagai pajak.

Berkat aktivitas perdagangan itu pula, Islam tersebar di kerajaan ini. Shihabetdin Marjani, sejarawan dan filsuf Tatar yang hidup pada abad ke-19, mengatakan, Kota Bulgar merupakan kota termaju ketiga setelah Roma dan Konstantinopel. Islam, kata dia, masuk ke wilayah ini bersamaan dengan masuknya Islam ke Andalusia.

Islam menyebar di tanah Bulgar secara damai. Bahkan, terdapat bukti yang menunjukkan Islam diakui sebagai agama resmi Kerajaan Bulgar pada 922 M. Bin Salki Belekver, tokoh yang memimpin Bulgar pada 895-925 M, pernah berkirim surat kepada Khalifah Abbasiyah al-Muqtadir Billah dan meminta untuk dikirimkan cendekiawan Muslim yang bisa mengajarkan agama dan syariah. Dia juga meminta khalifah untuk mengirimkan insinyur yang terampil untuk membangun masjid dan benteng.

Permintaan itu mendapat respons positif dari khalifah, yang segera mengirimkan cendekiawan Muslim serta insinyur ke Bulgar. Kala itu, khalifah mengirim utusan ke Bulgar, yakni Abu al-Abbas Ahmad bin Fadhlan al-Baghdadi. Utusan yang membawa surat resmi dari khalifah tiba di Bulgar pada Ahad, 12 Muharram 310 H atau 922 M

Sekitar 4,5 km dari Bulghar, sang raja sendiri yang menyambut mereka dan ketika dia melihat rombongan dia bersyukur dan bersujud kepada Allah karena mereka telah sampai dengan selamat. Kemudian sang raja juga melempar koin di jalan yang telah dilalui mereka. Saat sang utusan khalifah membacakan surat itu, Raja Bulgar Bin Salki Belekver mendengarkannya sambil berdiri sebagai tanda penghormatan.

Usai mendengarkan isi surat itu, sang raja pun menyatakan akan memasukkan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Ia pun mengubah namanya menjadi Ja'far bin 'Abdullah. Setelah itu hubungan antara Kekhalifahan Abbasiyah dan Kerajaan Bulgar berlanjut dan kian hangat.

Beberapa tahun kemudian, rombongan dari Bulgar, termasuk anak sang raja, menunaikan ibadah haji di Makkah. Sejarawan Muslim Ali al-Mas'udi menyebut, delegasi Bulgar itu juga mengunjungi Baghdad dan membawa hadiah untuk khalifah Abbasiyah.Bersambung..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement