Kamis 24 Sep 2015 09:00 WIB
Idul Adha

Shalat Idul Adha di Denpasar Lebih Ramai daripada Idul Fitri

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indah Wulandari
Warga Muhammadiyah melakukan salat Idul Adha di lapangan desa Ngaren, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (23/9)
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Warga Muhammadiyah melakukan salat Idul Adha di lapangan desa Ngaren, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (23/9)

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Ribuan Muslim di Denpasar Bali melaksanakan shalat Idul Adha di Lapangan SKB, GOR Purna Krida,  Kerobokan tepat pukul 06.30 WITA atau 07.30 WIB. Lokasi ini setiap tahunnya dibuka untuk pelaksanaan ibadah Idul Kurban.

"Idul Adha lebih ramai ketimbang Idul Fitri," kata salah seorang panitia, Suardi kepada Republika.co.id, Kamis (24/9).

Pada saat Idul Fitri, masyarakat pendatang di Denpasar biasanya mudik keluar Bali. Diperkirakan lebih dari dua ribu jamaah melaksanakan shalat di Lapangan SKB. Lebih dari separuh lapangan bola kaki terisi penuh.

Khatib shalat Id Yuli Saiful Bahri menyampaikan empat pesan pendidikan dalam kewajiban berkurban bagi Muslim yang mampu.

"Pelajaran terbesar pertama adalah manusia harus mengedepankan ketaatan kepada Allah dan Rasul sebab semuanya pasti mendatangkan kenikmatan dunia akhirat," kata Yuli.

Pelajaran kedua, perintah serta amanah Allah dan Rasul mutlak dilaksanakan Muslim tanpa perlu dipertanyakan. Semua dikerjakan dengan sebaik-baiknya amalan, sehingga manfaatnya akan kembali kepada diri sendiri.

Ketiga, gangguan setan serta iblis di dalam darah hanya bisa disingkirkan dengan meminta perlindungan kepada Allah. Caranya adalah dengan rajin mengucapkan 'audzubillaahiminassyaitonirrajim' dan memperbanyak shalawat kepada Nabi.

Keempat, memotong hewan kurban dilakukan oleh Muslim yang kuat. Melontar jumlah menunjukkan komitmen Muslim untuk membuang egoisme, takabur, dan sikap congkak kepada Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement