REPUBLIKA.CO.ID,RABAT -- Negara Prancis dan Maroko menandatangani perjanjian kerjasama dalam pelatihan Imam di Institut Mohammed VI, Maroko yang telah dibuka sejak Maret lalu.
Pelatihan tersebut akan mempromosikan Islam dengan keseimbangan yang bagus. Diharapkan pelatihan mampu memasukkan nilai-nilai keterbukaan dan toleransi dalam Islam. Tercatat, sekitar 50 Imam asal Prancis diharapkan hadir dalam pelatihan tersebut setiapa tahun.
Kepala kelompok Muslim Prancis (UMF) Mohammed Moussaoui merespon positif bentuk kerjasama tersebut.
"Melalui kerjasama antara Prancis dengan Maroko, maka UMF berharap dapat memenuhi kebutuhan pelatihan Imam dan Ustad dan menyiapkan institusi pelatihan serupa di Prancis dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya seperti dilansir dari RFI, Senin (21/9).
Kelas pertama yang terdiri dari 20 siswa dari Prancis sudah bergabung lebih dulu dan menerima kelulusan pada Maret lalu. Sedangkan 30 siswa lagi diperkirakan akan memulai studinya bulan ini. Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam pelatihan adalah tiga tahun.
Ketika kembali ke Prancis, para lulusan diharapkan bisa mengisi pelatihan akademis yang berfokus pada sosiologi agama di Prancis dan kebenaran Tuhan.
Institut Mohammed VI dibangun dengan dana 20 juta dolar AS. Fasilitas pendidikan itu dikhususkan bagi pelatihan Imam dari seluruh dunia, termasuk dari Mali, Inggris, dan Cina.