REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran berencana meluncurkan merek makanan halal internasional dalam beberapa bulan ke depan. Ini bertujuan untuk mengetuk pintu pasar regional yang sudah terlayani sedikitnya 400 juta orang.
Kepala Kamar Dagang, Industri, Pertambangan dan Pertanian Iran, Mohsen Jalalpour mengatakan Iran telah menerima sertifikasi untuk membangun merek makanan halal internasional.
"Pasar di negara-negara regional, bahkan di Eropa sangat menyambut penjualan makanan halal diproduksi oleh negara-negara Islam," ujarnya seperti dikutip dari PressTV, beberapa waktu lalu.
Representasi dari merek halal yang telah diperoleh Iran diharapkan mampu dibangun dalam beberapa bulan ke depan. Halal, berarti diperbolehkan dalam prinsip syariah Islam.
Tidak hanya sebatas makanan, halal juga terdapat pada pembiayaan, logistik, hingga pariwisata. Industri halal global diperkirakan bernilai lebih dari 2 triliun dolar AS, termasuk 1 triliun dolar AS pasar makanan yang sedang berkembang.
Sayangnya, perkembangan populasi Muslim kelas menengah belum didukung oleh adanya pemenuhan makanan halal merek internasional.
Penawaran makanan halal justru meningkat dari negara-negara nonMuslim sehingga memicu persaingan antara banyak negara untuk mengikis keuntungan di pasar negara-negara halal.
Mayoritas Muslim seperti Malaysia, Indonesia, Brunei, Turki, dan Pakistan mencari negara-negara nonMuslim seperti Jepang, Selandia Baru dan Inggris untuk berebut posisi. "Ini potensi tinggi Iran di industri makanan halal untuk mengabulkannya," ucap Jalalpour.
Iran menerima sertifikasi untuk membangun merek makanan halal internasional. Beberapa negara di seluruh Iran sangat membutuhkan produk makanan karena sebagian dari mereka yang tinggal di Iran Utara memiliki antara enam dan sembilan bulan suhu dingin dalam setahun.
Sementara di bagian Iran selatan, mereka tidak memiliki air dan tanah yang cocok untuk pertanian. Oleh karena itu, dengan potensi di industri makanan, Iran dapat menyediakan kebutuhan nutrisi negara-negara ini.
Jalalpour mengatakan akan menyentuh kapasitas produksi buah Iran. Iran akan menjadi negara terbaik sebagai pemasok utama jus konsentrat.
Selain itu, Iran juga berencana berubah menjadi pusat pariwisata halal dunia yang bisa menarik sebanyak 15 juta Muslim per tahun dari seluruh dunia. Pariwisata halal ditujukan pada keluarga Muslim dengan kebijakan nonalkohol dan fasilitas terpisah antara turis pria dan wanita.
Muslim dipandang sebagai salah satu kelompok perjalanan yang paling cepat berkembang, perhitungannya yakni 10 persen dari belanja perjalanan global pada 2014, senilai 150 miliar dolar AS.