Kamis 10 Sep 2015 10:53 WIB

Turki Ingin Tampil Maksimal di Konferensi Pariwisata Halal Internasional

Rep: c 25/ Red: Indah Wulandari
Pasar swalayan Turki di bagian kota Berlin, Moabit, yang menjual barang-barang halal.
Foto: dw-world
Pasar swalayan Turki di bagian kota Berlin, Moabit, yang menjual barang-barang halal.

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Untuk pertama kalinya, kota Istanbul, Turki menjadi tuan rumah konferensi pariwisata halal di pasar global.

Dilansir dari Anadolu Agency, negara Turki sedang melakukan persiapan demi mewujudkan konferensi berbiaya sekitar 145 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun pada bulan Maret 2016 mendatang.

"Tujuan kami dengan konferensi ini adalah untuk membuat standar dan meningkatkan pasar pariwisata Muslim yang ramah," kata, wakil presiden perusahaan pariwisata di Istanbul Akin Arikan, Kamis (10/9).

Pariwisata halal sendiri merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Sesuai dengan nilai-nilai Islam, ceruk pasar ini tidak akan menawarkan perdagangan alkohol dan daging babi. Serta pembangunan pusat olahraga dan kolam renang yang terpisah dan fasilitas spa dan masjid sesuai jenis kelamin.

Aikin juga menilai, konferensi ini bisa menjadi kesempatan bagi Turki yang memang memiliki warisan bersejarah.

Industri ramah Muslim, muncul secara global untuk pertama kali pada tahun 1996.Dengan melihat pertumbuhan yang cepat sejak tahun 2006, industri ini menjadi perlu untuk membuat standarisasi.

Konferensi pertama diadakan di Granada, Spanyol, pada tahun 2014. Disponsori oleh Kementerian Pariwisata Turki dan Asosiasi Agen Perjalanan Turki (TURSAB), konferensi kedua akan diadakan di Halic Congress Center di Istanbul pada 21-23 Maret 2016 nanti.

Konferensi yang berlangsung tiga hari ini bertujuan untuk mempertemukan perwakilan dari agen tur internasional, operator tur, restoran, hotel, dan maskapai penerbangan, dalam upaya untuk membahas bagaimana meningkatkan industri yang berkembang ini.

Indeks Global Travel Muslim 2015 yang dirilis oleh MasterCard dan berbasis di Singapura Crescent Penilaian, memperkirakan ukuran pasar pariwisata halal global senilai 145 miliar dolar pada tahun 2014.

Angka ini berasal dari 108 juta wisatawan Muslim yang mewakili 10% dari perekonomian perjalanan secara menyeluruh.

Ada 1,8 miliar umat Islam di seluruh dunia, dan sebanyak 50 juta dari mereka tinggal di Eropa.

"Turki memiliki ekonomi yang sangat kuat dan memiliki warisan Islam yang kaya selama ratusan tahun, yang tidak dimiliki oleh negara-negara seperti Dubai atau Malaysia," terang Bilal Domah, salah satu penyelenggara konferensi dan CM Media yang berbasis di London.

"Saya percaya Turki pasti akan menjadi pemimpin sektor ini," tegas Bilal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement