Selasa 25 Aug 2015 16:10 WIB
Munas MUI

Irman Gusman Nilai Tema Munas MUI Tunjukkan Karakter Islam Sejati

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Indah Wulandari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua MUI Din Syamsuddin (kedua kanan), Ketua DPD Irman Gusman (kedua kiri) memasuki area pembukaaan Munas MUI ke-9 di Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8).  (Antara/Zabur Karuru)
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua MUI Din Syamsuddin (kedua kanan), Ketua DPD Irman Gusman (kedua kiri) memasuki area pembukaaan Munas MUI ke-9 di Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman mengisi sesi taaruf dan halal bi halal Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Garden Palace Hotel, Surabaya, Senin (24/8). Banyak harapan yang ia sampaikan kepada MUI.

“Saya sangat berharap bahwa MUI menjadi lembaga yang mampu memberikan bimbingan kepada umat Islam menuju kemajuan dan kesejahteraan," ujar Irman melalui siaran persnya kepada Republika, Selasa (25/8).

 

Irman pun juga sempat memuji tema munas, yakni  “Islam Wasathiyah untuk Indonesia dan Dunia yang Berkeadilan dan Beradab”. Tema itu, katanya sangat tepat di tengah kesan salah tentang umat Islam yang terpecah menjadi penganut beberapa pemikiran.

"Tema kali ini memberikan pesan mengenai karakter Islam dan umat muslim sesungguhnya," ujar dia.

Ia juga mengatakan, pesan mengenai karakter Islam dan umat muslim sesungguhnya itu bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin. Nilai-nilainya menyumbangkan peran terhadap peradaban, kemanusiaan, dan kehidupan.

Selain itu, Islam menciptakan solusi masalah umat, di antaranya di bidang ekonomi, sains, dan sosial budaya.

“Sepatutnya kita mengemban kewajiban untuk mengembalikan pesan bahwa Islam adalah agama yang modern dan selalu menjadi jawaban atas berbagai bentuk kejahiliyahan, baik kejahiliyahan lama maupun kejahiliyahan modern.” katanya.

Tema Munas IX MUI juga memberikan pesan bahwa umat Islam adalah umat moderat atau ummatan washatan. Selama ini, ujarnya, karakter itu tertutupi dan justru terkesan sebaliknya karena berbagai bentuk radikalisme seperti kekerasan terhadap pemeluk agama lain, pemboman, perang di Timur Tengah, hingga isu ISIS.

“Menjadi kewajiban MUI memimpin umat Islam di Indonesia untuk menunjukkan kembali wajah Islam yang sebenarnya, yaitu umat yang teduh dan bersahabat serta kompatibel dengan kemajuan," ujar senator dari Sumatera Barat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement