REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengembangan pendidikan Islam di Indonesia masih jauh dari sempurna karena kurangnya perhatian pemerintah.
"Ini semua tergantung goodwill dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama. Sudah saatnya pemerintah lebih memperhatikan pendidikan agama," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa Amalia, Selasa (25/8).
Ia mencermati, kurangnya perhatian tersebut dari adanya politik anggaran bagi madrasah yang masih bermasalah. Sehingga sektor anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur pendidikan Islam masih terhambat.
"Operasional sekolah saja masih mengalami banyak masalah, kiita harus lebih mendorong keberpihakan anggaran kepada madrasah," ujar Ledia.
Justru, ujarnya, sebanyak 85 persen madrasah di Indonesia dikelola pihak swasta. Sehingga madrasah-madrasah tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
"Masalah pendidikan Islam bukan semata-mata anggaran tapi keselamatan jiwa anak-anak yang ikut terancam. Minimnya anggaran membuat infrastrukturnya memprihatinkan," katanya.
Di Kota Tarakan, lanjutnya, ada madrasah yang tidak memiliki tangga dari lantai satu ke lantai tiga. Ini membahayakan para siswa di madrasah, pemerintah harus memikirkan hal ini.