REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Para ulama, cendikiawan, dan aktivis Islam mendesak 1,6 miliar warga Muslim dunia untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi efek pemanasan global.
Sebelumnya, Paus Fransikus mendesak para pemimpin dunia untuk mendengar teriakan bumi dan jeritan orang miskin dalam ensiklik pada lingkungan untuk 1,2 miliar umat Katolik dunia.
"Polusi berlebihan dari bahan bakar fosil mengancam kehancuran atas hadiah diberikan pada kita oleh Allah, yang kita tahu kalau Allah memberikan hadiah seperti iklim yang berfungsi, udara yang sehat untuk bernapas, musim dan lautan yang penuh kehidupan," tulis pernyataan bersama para tokoh Muslim dunia, Rabu (19/8) dilansir dari onislam.net.
Mereka mengatakan, jika tidak adanya tindakan dalam mengekang emisi gas rumah kaca buatan manusia, pabrik-pabrik, pembangkit listrik dan mobil, merupakan konsekuensi yang mengerikan bagi bumi.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menjadi perwakilan umat Muslim di Indonesia menyambut baik deklarasi tersebut. "Mari kita bekerja sama untuk dunia yang lebih baik bagi anak-anak kita, dan anak dari anak-anak kita," kata dia.
Kardinal Peter Turkson, kolaborator kunci pada ensiklik kepausan, memuji deklarasi dan berjanji akan meningkatkan kerjasama yang lebih erat dengan umat Islam. "Untuk merawat rumah kita bersama dan dengan demikian untuk memuliakan Tuhan yang menciptakan kita," ujarnya.
Kepala Sekretariat Perubahan Iklim PBB Christiana Figueres menanggapi hal itu dengan pernyataan bahwa agama adalah panduan penting untuk sebuah tindakan.
"Ajaran Islam, yang menekankan kewajiban manusia sebagai pelayan dari bumi dan peran guru sebagai panduan ditunjuk untuk memperbaiki perilaku, memberikan bimbingan untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap perubahan iklim," tuturnya.