REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia berupaya mengukuhkan peran sebagai payung seluruh ormas Islam lewat Musyawarah Nasional. MUI juga akan mengakomodir tema muktamar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang kini menjadi isu sentral Islam di Indonesia.
Munas kesembilan MUI akan digelar pada 24 hingga 27 Agustus di Surabaya, Jawa Timur dengan mengusung tema "Islam Wasathiyah Untuk Indonesia dan Dunia yang Berkeadilan dan Berkemajuan".
"Islam Wasathiyah itu Islam Nusantara dan Berkemajuan untuk Indonesia dan Dunia yang berkeadilan," kata Wakil Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin kepada ROL, Selasa (18/8). Kiai Ma'ruf menyatakan, Islam Wasathiyah dapat disimpulkan sebagai gabungan konsep yang diusung NU dan Muhammadiyah.
Kiai Ma'ruf mengaku, MUI telah mengukuhkan diri sebagai tenda besar umat Islam. Sehingga, seluruh ormas Islam dipayungi dan diwadahi oleh MUI. Bahkan, MUI menjadi tenda aliran apa pun.
Meski begitu, Kiai Ma'ruf mengakui ada batasan-batasan. Ia menjelaskan, dalam situasi khilafiyah maka MUI memberikan toleransi. Akan tetapi, jika ada penyimpangan maka MUI akan mencoba meluruskan dan mengajaknya kembali. "Jadi tidak dimusuhi. Kalau ada penyimpangan akan ditegur dan diajak kembali," kata Ma'ruf.