REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Pesantren Pembinaan Mualaf Annaba Center Indonesia melepas salah seorang santri untuk kembali pulang dan berdakwah di kampung halamannya. Syamsuddin, santri yang baru saja lulus sekolah kesetaraan paket C telah menuju Kalimantan Barat tempat ia dilahirkan.
Setelah melalui proses pendidikan selama tiga tahun di pesantren An Naba Center dan menguasai beberapa ilmu keislaman ia kembali untuk mengabdikan diri ke kampung halamannya. Syamsuddin terbilang santri yang cukup baik dalam membaca dan menghafal Alquran.
Ia telah dipercaya menjadi imam pada beberapa masjid di bulan Ramadhan. Meski usianya relatif muda, namun kemampuan bacaan Alqurannya baik. Latar belakang muallaf yang ia miliki tidak lantas membuatnya merasa lamban dan malu untuk belajar.
“Alhamdulillah, saya telah mendapat banyak pelajaran selama berada di Annaba Center ini. Semoga ilmu-ilmu yang saya dapatkan bisa saya praktikkan dan saya ajarkan kepada orang lain.”, ucap Syamsuddin.
Pimpinan pesantren, KH. Syamsul Arifin Nababan yang ditemui pasca berangkatnya Syamsuddin ke Kalimantan mengemukakan bahwa setiap santri diberi kontrak sosial ketika memutuskan untuk mondok dan menuntut ilmu di Annaba.
“Mereka kita berikan kontrak sosial, setelah tiga tahun mondok di pesantren Annaba Center dan memiliki pengetahuan agama yang cukup, mereka harus kembali ke kampung halaman masing-masing, kata dia.
Hal ini mengingat tanggung jawab mereka setelah memeluk Islam, sehingga memiliki beban dakwah yang haru mendakwahkan Islam tidak hanya kepada umat Muslim, tetapi juga kalangan non-Muslim, terlebih lagi kepada keluarga dan kerabat dekat mereka.
"Dengan demikian, Islam akan semakin berkembang dan semakin banyak orang yang tahu tentang Islam, InsyaAllah.”, ujar pak Kiai.
Kini, masih ada empat puluh orang lebih lagi yang sedang berjuang untuk mendapatkan ilmu di Annaba. Mereka juga nantinya akan dikembalikan ke daerah masing-masing demi mensyiarkan agama Islam.
Sumber: Annaba Center