REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dai sekaligus pimpinan lembaga dakwah kreatif iHAQi, Ustaz Erick Yusuf mengingatkan umat Islam, khususnya anak muda di Jakarta, untuk membatasi kegiatan nongkrong. Ustaz Erick mengingatkan jika waktu merupakan modal manusia untuk masuk surga.
Kegiatan nongkrong yang kini melanda masyarakat luas, khususnya di Jakarta, memang sudah menjalar ke hampir seluruh lapisan masyarakat, termasuk para pekerja. Sayangnya, fenomena tersebut menimbulkan kekhawatiran baru, saat kegiatan nongkrong acap kali membuat orang merasakan kenyaman yang berlebih. "Bahkan tidak jarang juga membuat orang lupa waktu," kata dia, Rabu (12/8).
Ustaz Erick memandang fenomena tersebut memiliki dua sisi koin yang berdampingan. Antara sisi baik dan juga sisi tidak baik. Tentu saja, kata dia, sisi tidak baik adalah yang sering kali membuat orang yang melakukannya, menjadi lupa akan berharganya waktu yang ia miliki. "Dan sangat sayang jika hanya dihabiskan hanya dengan nongkrong tanpa tujuan jelas," imbuhnya.
Ia juga menegaskan jika banyak sekali dalil-dalil dalam Islam, baik dari Alquran maupun hadist Rasulullah SAW yang menyatakan kalau seorang manusia tidak boleh menyia-nyiakan waktunya. "Sedangkan, kegiatan nongkrong yang dilakukan tanpa kejelasan tema ataupun tujuannya, tidak jarang hanya membuat seseorang menghabiskan waktunya, hanya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat," ujar Ustaz Erick.
Ustaz Erick menjelaskan Nabi Muhammad SAW, selalu beristirahat atau tidur, tidak lama setelah melaksanakan Shalat Isya. Sekalipun Rasulullah keluar, justru untuk mengingatkan para sahabat yang masih beraktivitas. "Maka itu, umat Islam patutnya mencontoh dan meneladani apa yang Rasulullah SAW lakukan, agar menjadi Muslim yang baik, sebagaimana telah diperintahkan Allah SWT," sebutnya.
Karenanya, Ustaz Erick mengingatkan umat Muslim yang sudah terbiasa melakukan kegiatan nongkrong, untuk tidak melakukannya secara berlebihan dan melakukannya hanya dengan tema dan tujuan yang jelas saja. Sebab, lanjutnya, sangat sayang apabila seseorang apalagi umat Muslim, menghabiskan waktunya yang merupakan modal untuk masuk surga, hanya dengan bermalas-malasan atau tanpa aktivitas yang bermanfaat. "Waktu itu modal kita masuk surga," imbuhnya mengakhiri.