Rabu 12 Aug 2015 07:48 WIB

Rekomendasi Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara untuk Umat

Rep: c27/ Red: Muhammad Hafil
Islam di Indonesia
Foto: STEPHANUS SETIAWAN
Islam di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara mengeluarkan lima rekomendasi utama hasil dari Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara. Lima rekomendasi ini akan membuat para ulama dan Dai lebih bisa membimbing umat Islam.

Rokemendasi yang paling mendasar untuk mengoptimalkan peranan Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara  sebagai Pusat dan payung koordinasi di antar para ulama, dai, serta aktivis di dunia pendidikan dan dakwah. Hal tersebut dapat tercermin dengan mengedepankan sikap saling mencintai, menasihati, tolong menolong di antara sesama umat manusia.

Kemudian, memberikan perhatian dan dukungan terhadap ulama dan da'i di negara-negara dengan umat Muslim minoritas. Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara akan membantu dengan cara materil dan moril dalam agenda-agenda yang terprogram untuk meningkatkan kualitas dakwah.

"Madzhab Syafii merupakan madzhab yang digunakan masyoritas umat Islam di Asai Tenggara, bahkan Brunai dan Malaysia sudah menetapkannya," ujar Ketua Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin, Selasa (11/8).

 

Rekomedasi berikutnya, mengadakan pelatihan khusus materi fiqih Madzhab Syafii yang memang sudah dikenal baik oleh masyarakat Asia Tenggara. Menurut Zaitun, Madzhab Syafii merupakan madzhab yang paling toleran terhadap madzhab-madzhab lainnya.

Selanjutnya, Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara akan membentuk majelis ilmiah dan majelis fatwa yang mempersatukan negara-negara Asia Tenggara untuk mempererat persatuan. Terutama dalam masalah yang dialami oleh suatu negara seperti penyatuan awal bulaln Ramadhan dan dua hari Raya.

"Itu langkah utamanya, pencerahannya, dan terus kerja sama," ujar Zaitun.

Untuk rekomendasi terakhir, Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara akan menanggualangi aliran-aliran sesat dan menyimpang dengan memberikan pemahaman dan melakukan koordinasi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement