REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Forum Kerukunan Umat Beragama Nusa Tenggara Barat akan menggelar acara bertajuk "Deklarasi Umat Bersatu" sebagai komitmen membangun kerukunan antarumat beragama dan mencegah tindakan anarkisme antaragama di provinsi itu.
Rencana itu dikemukakan Ketua FKUB NTB Syahdan Ilyas saat bertemu Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi di kantor gubernur di Mataram, Selasa. Kata Syahdan, acara bertajuk deklarasi umat bersatu itu akan dilaksanakan pada Kamis, 13 Agustus 2015. Direncanakan, acara itu akan dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat se-NTB, termasuk gubernur.
Ia menjelaskan acara deklarasi itu akan dihadiri 250 orang, termasuk tokoh lintas agama, unsur pimpinan pondok pesantren, tokoh masyarakat, serta pemuda. "Acara ini dilatarbelakangi oleh berbagai kasus yang marak terjadi di Tanah Air seperti yang terjadi di Tolikara beberapa waktu lalu yang riskan menimbulkan pergolakan di daerah lain," katanya.
Hal itu, belum ditambah dengan kondisi politik yang terjadi menjelang pilkada yang membutuhkan kesiapan ketahanan semua masyarakat di daerah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi menanggapi positif terkait acara tersebut, bahkan dirinya memberi apresiasi dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada panitia deklarasi. Menurutnya acara seperti ini sangat penting. Terlebih lagi, melibatkan berbagai tokoh dari lintas agama maupun masyarakat.
"Ini menunjukkan komitmen dan keaktifan kita, selaku pemerintah, maupun tokoh agama dan masyarakat, untuk mempertahankan kebersamaan dan kewarganegaraan yang baik," kata Gubernur. Untuk itu, orang nomor satu di NTB itu meminta semua pihak bisa saling bersinergi dengan yang lain.
"Mari kita berkomitmen bahwa siapapun yang berniat untuk merusak persaudaraan di NTB akan berhadapan dengan kita, bukan hanya dengan anda, atau dengan saya secara pribadi," tegasnya. Karena itu, ia berharap kegiatan deklarasi tidak berhenti di tempat.
Namun, gaung yang kini telah menggema tersebut bisa ditindaklanjuti dengan langkah implementasi berupa kegiatan bersama yang nyata. Misalnya, dengan kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan atas kerjasama beberapa pengurus organisasi pemuda dan keagamaan.