REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan Annaba Center Indonesia kembali membimbing syahadat seorang pelajar sekolah menengah pertama. Pelajar tersebut mengaku mendapatkan hidayah dan memilih menjadi Muslim.
Calvin Wilson, demikian nama pelajar itu, mengungkap Islam agama yang benar dan menentramkan hatinya. Sebaliknya, agama lama justru memperlihatkan banyak keanehan.
“Tuhan yang kami sembah dulu adalah sebuah patung yang dibuat oleh manusia, dan kemudian diperjualbelikan di pasar. Ini pula yang kami sembah dan kami agung-agungkan," ungkapnya.
Menurut logika Calvin, bagaimana mungkin manusia menyembah yang dibuatnya sendiri, kalau manusia menyembah sesuatu yang dibuat olehnya mungkinkah sesuatu yang dibuat oleh manusia tersebut bisa menciptakan manusia? Bukankah Tuhan itu Maha Pencipta, tapi kenapa ia harus dibuat melalui tangan-tangan manusia?
"Lebih malangnya lagi, mengapa Tuhan yang disembah manusia itu tidak mengenakan pakaian, padahal ia adalah Yang Maha Suci, tapi kenapa patung Tuhan dibuat dengan tanpa mengenakan busana yang utuh? Ia tersalib, dan hanya mengenakan sehelai kain yang seadanya. Ini sungguh sangat sulit saya terima.”, tutur Calvin.
KH. Ahmad Pudoli mengatakan, hidayah adalah sesuatu yang amat penting. Hidayah menjadi bagian yang sangat dirindukan oleh umat Muslim, sehingga setiap kali melakukan shalat selalu meminta petunjuk agar mendapatkan jalan yang lurus. Ini yang terucap melalui bacaan surat al-fatihah.
Lanjut Kiai Pudoli, bahwa paman Nabi Saw. sendiri pun tidak memeluk Islam karena tidak mendapat hidayah dari Allah Swt., begitu pula dengan Abu Jahal, meski belakangan anaknya mendapat hidayah dan memeluk Islam, tapi tidak dengan dirinya.
Kiai Pudoli mengatakan, Calvin adalah salah satu manusia yang beruntung karena telah diberi hidayah oleh Allah Swt. Oleh sebab itu, Calvin menurut Kiai Pudoli, harus merawat pemberian Allah dengan baik, agar kesinambungan dan keistiqomahan dalam berislam tetap terjaga.
Saat proses pengislaman berlangsung, KH. Syamsul Arifin Nababan meminta kesediaan Kia Pudoli untuk menjadi saksi pengislaman tersebut. “Meskipun pada hakikatnya kita semua menjadi saksi pengislaman Calvin, namun saya minta secara administrative, Kiai Pudoli untuk menjadi saksi pengislaman ini.”, tutur beliau.
Pasca mengucapkan kalimat syahadat, Calvin pun diberi nama Al-Farouq sebagai doa bagi dirinya, yang berarti seseorang yang dapat membedakan yang haq dengan yang batil.
Sumber: Pesantren Mualaf Annaba Center