REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ahmad (15), tampak berkonsentrasi menuangkan kuas ke atas alat sablon. Dengan pelan, ia menyapukan kuas yang diberi cat. Warna hijau dominan, ia sapukan sampai merata dengan gambar sesuai dengan di sablon.
Remaja ini sengaja membuka lapak. Memanfaatkan momentum Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015, ia mengadu nasib, menjual kaos dengan bonus sablon. Ahmad tidak sendiri. Ia mengajak serta saudaranya mengadu nasib di arena muktamar. Berbekal dengan puluhan kaos dengan berbagai macam motif yang disukai anak-anak, ia menggelar dagangannya.
Warna putih dominan dari kaos yang dijualnya. Ia mengandalkan motif dari berbagai macam tokoh kartun yang saat ini digemari anak-anak. Maklum, jualannya memang kaos anak-anak dari nomor nol sampai terbesar XL "Extra Large".
Satu paket kaos dijualnya dengan harga variatif, tergantung dari nomornya. Ukuran yang paling kecil adalah nol, untuk anak usia delapan bulan sampai satu tahun. Kaos dan celannya, ia patok dengan harga Rp25 ribu. Sementara, untuk ukuran XL harganya yang paling tinggi sampai Rp45 ribu per kaos.
Guna menggaet calon pembeli, ia tak henti menawarkan daganganya. Pun, berbagai kaos dengan beragam tokoh kartun dan berbagai ukuran ia pajang. Pembeli pun punya banyak pilihan ukura dan tokoh kartun yang diinginkan.
Menarik minat calon pembeli pun, ia menawarkan barang jualannya dengan bonus sablon gratis. Pembeli bisa memilih model sablon yang diinginkan. Model sablon muktamar pun juga dibuat, namun jika tidak berkenan bisa dengan model sablon lain.
Beberapa model misalnya, hanya huruf abjad, jadinya kaos bisa ditulisi nama anak yang diinginkan. Selain itu, ada model sudah dalam bentuk tulisan misalnya anak pintar, rajin dan cerdas, dan berbagai model lain. Beragamnya model yang bisa dipilih langsung ternyata berdampak cukup positif. Pembeli semakin tertarik untuk membeli barang dagangannya. Hal itu juga berdampak, dengan semakin besarnya omzet yang ia dapat.
Dalam sehari, ia mengaku mampu menjual sampai puluhan baju. Harganya juga relatif terjangkau, dan yang paling mahal adalah harga ukuran XL sampai Rp45 ribu per satu bawahan dan atasan.
Remaja asal Jombang ini mengaku pendapatan yang ia peroleh bisa digunakan kebutuhan keluarga. Ia terpaksa bekerja, sebab orang tuanya tidak mampu. Sebagai anak, ia berusaha membantu ekonomi keluarga dengan menjual kaos sablon.
Hasil jualan dalam muktamar ini, lanjut dia, nantinya juga akan digunakan sebagai modal lagi, membeli bahan. Sebagian hasil jualan ini akan ditabung untuk kebutuhan serta masa depannya.
Pun, modal yang ia sisihkan juga cukup banyak, sebab ia tidak terbebani dengan uang sewa. Ia hanya menyetorkan uang kebersihan yang dipungut oleh petugas. Baginya, uang kebersihan itu tidak terlalu mahal, dan ia pun rela memberikan, asalkan bisa berjualan.